Jakarta - Lima bekas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, Fahri Hamzah, Mahfudz Siddiq, Rofi Munawar, dan Achmad Rilyadi tengah mempersiapkan deklarasi peresmian Partai Gelora Indonesia. Kini, kelimanya sedang mengurus legalitas partai barunya itu.
"Deklarasi akan dilakukan jika semua aspek kelengkapannya sudah siap dan selesai semua. Kalau kelahiran Gelora Indonesia sudah pada 28 Oktober lalu, bertepatan Hari Sumpah Pemuda," ujar Mahfudz Siddiq, Rabu malam 6 November 2019
Pada Senin, 4 November 2019, para penggagas juga telah mendatangi notaris untuk mengurus akta pendirian perkumpulan, untuk selanjutnya mendaftarkan status badan hukum partai dari Kementerian Hukum dan HAM.
Namun, ada sejumlah nama lain yang digadang-gadang sudah memantapkan diri untuk bergabung. Mereka adalah Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi dan eks Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana. Bila benar, keduanya menjadi tokoh ke-6 dan ke-7 Partai Gelora. "Mereka bagian dari pendiri," ujar Mahfudz.
Tidak hanya para mantan kader PKS, Politikus Partai Demokrat, Deddy Mizwar juga disebut telah siap untuk menyeberang untuk menjadi bagian dari Partai Gelora Indonesia. Maka bila terjadi, pemeran film Naga Bonar ini akan menjadi tokoh ke delapan partai ini.
Sebagai inisiator, Fahri Hamzah berharap partai besutannya ini nanti bisa ikut serta mendukung pasangan calon dalam Pilkada 2020. Karena menurutnya, momen ini merupakan kesempatan untuk memajukan orang-orang yang memiliki potensi untuk menang.
Hadi Mulyadi dan Triwisaksana proyeksinya nanti bakal kembali dicalonkan sebagai calon kepala daerah petahana yang didukung Partai Gelora menjadi kepala daerah pada Pilkada 2020.
Sebelumnya, Fahri mengatakan, pembentukan Partai Gelora itu merupakan permintaan dari para anggota Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang diinisiasinya bersama mantan Presiden PKS Anis Matta.
Selain itu dia mengatakan, struktur Partai Gelora sudah mulai dibentuk di daerah tapi Fahri belum terlalu banyak berkecimpung dalam pembentukan struktur partai.
Hal itu menurut dia karena dirinya masih fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Ketua DPR RI sehingga setelah selesai, akan fokus di partai tersebut.
"Nanti setelah saya betul-betul pensiun, baru saya intensif melihat bagaimana jadwal yang bisa kita terapkan," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 9 September 2019, dikutip dari Antara.