Lima Kedai Kopi Legendaris di Jakarta, Traveler Wajib Datang

Traveler wajib datang ke lima kedai kopi legendaris di Jakarta ini. Karena selain rasa, tempat itu memendam banyak cerita.
Kedai kopi Kong Djie Coffee di Jalan Biak, Cideng, Jakarta Pusat. (Foto: Instagram/kongdjieoffice)

Jakarta - Ngopi telah menjadi gaya hidup di Indonesia. Di tiap kota hingga pinggiran desa, kafe atau kedai kopi menjadi primadona untuk berkumpul berbagi cerita. Namun tahukah Anda, banyak cerita tentang itu semua sudah ada sejak lama di sejumlah tempat legendaris di nusantara, salah satunya Jakarta.

Tempat-tempat itu sudah berdiri sejak berpuluh-puluh tahun lamanya. Kini masih berdiri kokoh menawarkan kopi sebagai sajian utama. Tentunya, bagi Anda yang berkunjung ke sana, bisa mendapatkan bonus cerita bagaimana tempat-tempat ini bisa bertahan lama.

Sebagai bagian memperingati Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada hari ini, Kamis 1 Oktober 2020, Tagar informasikan 5 tempat seruput kopi legendaris di Jakarta:

1. Kopi Es Tak Kie

Tempat legendaris pertama kedai kopi Es Tak Kie. Usia kedai kopi ini sudah senja, berdiri sejak tahun 1927 tapi masih punya performa menyajikan kopi nikmat.

Kedai kopi Es Tak Kie berawal dari emperan kaki lima yang dijual pedagang bernama Liong Kwie Tjong. Rasanya yang khas membuat kopi yang dijual Liong Kwie laku keras. Ia kemudian mencobamenyewa toko di bangunan rumah Belanda untuk menawarkan produknya.

Bila berkunjung ke kedai kopi Es Tak Kie, Anda akan mendapati interior yang unik. Pemiliknya hingga kini masih mempertahankan bangunan sejak pertamakali ditempati. Pengunjung yang datang pun dapat bernostalgia ke zaman dahulu sambil menyesap kopi.

Alamat kedai ini berada di gang Gloria, Glodok, Jl. Pintu Besar, Pinangsia, Jakarta Barat. Kopi andalan di sini Kopi O atau kopi original. Selain kopi, kedai ini juga menjual berbagai jenis makanan.

Kedai kopi Es Tak KieKedai kopi Es Tak Kie di Gang Gloria, Glodok, Jl. Pintu Besar, Pinangsia, Kota Jakarta Barat. (Foto: Instagram/kopiestakkieglodok)

2. Kopi Warung Tinggi atau Tek Sun Ho

Kopi ini cukup sulit ditemui karena letaknya tersembunyi di Jakarta. Namun, sebagai panduan, Anda bisa mendapati Kopi Warung Tinggi tak jauh dari kedai kopi Es Tak Kie.

Kopi Warung Tinggi berdiri sejak 1878. Dahulu nama kedai ini Tek Sun Ho, diambil dari nama pendiri toko tersebut.

Namun, pada masa Orde Baru, tempat ngopi ini berganti nama. Itu akibat dari kebijakan Presiden ke-2 RI Soeharto mengharuskan nama-nama berkaitan dengan China berubah menjadi nama Indonesia. Kopi Warung Tinggi akhirnya dipilih menggantikan nama Tek Sun Ho

Uniknya, Tek Sun Ho awalnya warung nasi. Namun, kebanyakan pelanggannya lebih memilih pesan kopi daripada nasi. Kini, setelah berganti naman, kedai kopi ini memiliki lebih dari 200 jenis kopi racikan, salah satunya kopi luwak original. 

Namun sayangnya, kini tempat ini tidak menyajikan kopi, hanya menjual biji kopinya saja. 

Kedai kopi Kopi Warung TinggiKedai kopi Kopi Warung Tinggi di Jakarta. (Foto: Instagram/kopi_warung_tinggi)

3. Kong Djie Coffee

Kong Djie Coffee beroperasi sejak 1943 di Jalan Biak, Cideng, Jakarta Pusat. Namun sekarang, kedai kopi ini telah memiliki banyak cabang di Jakarta, Bandung, dan Belitung.

Kong Djie berasal dari nama pemiliknya Ho Kong Djie. Sebelum berdiri di Jakarta, kedai ini telah lebih dahulu beroperasi di Belitung.

Menu khas kedai kopi ini sudah tentu kopi O dan kopi susu panasnya. Arabika dan robusta menjadi jenis kopi andalan lainnya di kedai kopi ini. Menu yang disajikan di cabang-cabangnya merupakan resep langsung pusat Kong Djie Coffee di Belitung.

Kedai kopi Kong Djie CoffeeKedai kopi Kong Djie Coffee di Jalan Biak, Cideng, Jakarta Pusat. (Foto: Instagram/kongdjieoffice)

4. Kopi Luwak Gondangdia

Kedai kopi selanjutnya sudah populer sejak 1930. Walaupun tokonya kecil, yang menjadikan pelanggan tertarik untuk datang adalah rasanya. Kedai kopi ini berdiri tak jauh dari Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Dahulu kedai kopi ini bernama Toko Kopi Cap Burung Kenari. Berganti nama menjadi Kopi Luwak Gondangdia pada tahun 2012 saat nama kopi Luwak sedang populer. Walaupun namanya Kopi Luwak, tidak satupun kedai ini menjual kopi Luwak.

Stok kopi kedai ini sangat banyak. Pelanggan juga bisa membeli per kilogram dalam bentuk biji atau telah dihaluskan.

KopiBiji kopi yang masih berada di pohonnya.. (Foto: Tagar)

5. Phoenam Coffee Shop

Kedai kopi ini juga terletak di Gondangdia. Acap kali dijadikan tempat nongkrongnya orang-orang Sulawesi Selatan. Orang Bugis-Makassar kerap menjadikan tempat ini untuk ajang silaturahmi.

Nama Phoenam Coffee Shop diambil dari bahasa Sulawesi.  Terdiri dari dua suku kata, "Phoe" dan "Nam", yang memiliki arti "sebelah selatan sungai". 

Kedai kopi ini dapat dikatakan legendaris karena sudah berpoperasi sejak 1946 di Makassar, kemudian membuka cabang di Jakarta.

Kopi khas kedai ini Kopi Toraja. Cita rasa kopi yang dijual di Jakarta sama dengan yang ada di Makassar. Selain kopi, kue khas bernama "kanre jawa", dan kuliner lainnya juga tersaji di kedai kopi ini. (Niswatul Mahmudah)

Kedai kopi Phoenam Coffee ShopKedai kopi Phoenam Coffee Shop di Jallan Wahid Hasyim No 12 Gondangdia, Jakarta Pusat. (Foto: Instagram/phoenamcoffee)

Berita terkait
Kunjungan Wisman ke Indonesia Merosot 89,22 Persen
Pandemi virus corona masih berimbas pada sektor pariwisata di Indonesia.
Hari Lansia Internasional, Cara Bentengi Lansia saat Pandemi
Masih banyak yang terpapar virus corona membuat para lanjut usia (lansia) khawatir.
Ditemukan Indonesia, Pulau Koh Panyee Jadi Wisata di Thailand
Pulau Koh Panyee destinasi wisata di Thailand. Ditemukan pertama kali oleh warga negara Indonesia.