Jakarta - Dalam sebuah pernyataan yang langka, 15 anggota Dewan Keamanan PBB mendesak junta militer Myanmar untuk menahan diri sepenuhnya. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kekerasan di seluruh Myanmar dan menyerukan diakhirinya segera pertempuran. Junta militer Myanmar didesak untuk menahan diri sepenuhnya.
Sebuah pernyataan langka, yang dikeluarkan pada Rabu, 10 November 2021, disetujui oleh semua 15 anggota DK PBB itu terjadi di tengah laporan tentang penumpukan senjata berat dan pasukan di negara bagian Chin barat, yang mengindikasikan serangan tentara akan segera terjadi, mengusir kelompok-kelompok milisi yang dibentuk setelah militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari 2021.
"Anggota Dewan Keamanan menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan lebih lanjut baru-baru ini di seluruh Myanmar. Mereka menyerukan penghentian segera kekerasan dan memastikan keselamatan warga sipil,” kata pernyataan itu.

Permintaan membuka akses kemanusiaan. Junta militer Myanmar tidak berkomentar tentang situasi di Chin, wilayah perbatasan yang bergejolak yang telah menjadi garis depan perlawanan terhadap kekuasaan militer. Salah satu negara di Asia Tenggara itu telah dilumpuhkan oleh serangkaian aksi protes dan kekerasan sejak kudeta.
"Anggota Dewan Keamanan … mengulangi keprihatinan mendalam mereka pada perkembangan di Myanmar setelah deklarasi keadaan darurat yang diberlakukan pada 1 Februari dan seruan mereka pada militer untuk menahan diri sepenuhnya,” kata pernyataan itu, yang dirancang oleh Inggris.
"Mereka mendorong dilakukannya dialog dan rekonsiliasi sesuai dengan keinginan dan kepentingan rakyat Myanmar,” kata pernyataan itu.
DK PBB juga menyerukan akses kemanusiaan penuh, aman, dan tanpa hambatan ke semua orang yang membutuhkan dan perlindungan, keselamatan dan keamanan personel kemanusiaan dan medis [ha/vlz (Reuters, AFP)]/dw.com/id. []
Lagi-lagi DK PBB Serukan Penghentian Kekerasan di Myanmar
Istri dan Anak Petinggi Militer di Pusaran Bisnis Myanmar
PBB Ingatkan Potensi Eskalasi Kekerasan di Myanmar
Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan di Tahanan Myanmar