Jakarta – Dua puluh lima pencari suaka diizinkan masuk ke Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat, 19 Februari 2021. Ini penjelasan dari para advokat yang menangani pencari suaka di perbatasan AS dan Meksiko. Ini adalah awal dari upaya melonggarkan salah satu kebijakan imigrasi paling ketat oleh mantan Presiden Donald Trump.
Dalam kampanye, calon presiden Joe Biden berjanji akan segera membatalkan kebijakan Trump, yang dikenal sebagai Protokol Perlindungan Migran (MPP). Kebijakan Trump ini membuat lebih dari 65 ribu pencari suaka, sebagian besar dari Amerika Tengah, ditolak masuk dan disuruh ke Meksiko sementara menunggu hasil pengajuannya.
Para pekerja asal Meksiko melintasi penyeberangan internasional Puerta Mexico menuju Brownsville, Texas di Amerika Serikat, untuk mencari pekerjaan musiman, di Matamoros, negara bagian Tamaulipas, Meksiko, 27 Juni 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP).
Sebagian besar pencari suaka itu pulang tetapi sebagian lagi tinggal di Meksiko dalam kondisi yang kerap kali kotor atau berbahaya, rentan penculikan dan kekerasan lain.
Kini mereka akan diizinkan masuk ke Amerika untuk menunggu kasus mereka disidangkan di pengadilan imigrasi.

Upaya itu dimulai perlahan pada Jumat, 19 Februari 2021, di pintu masuk di San Ysidro, California, di mana 25 pencari suaka MPP diizinkan melintasi perbatasan dan kini dikarantina di hotel, seperti dikatakan oleh sebuah organisasi nirlaba Layanan Keluarga Yahudi San Diego.
Di perkemahan migran di Matamoros, Meksiko, puluhan pencari suaka antre di luar sekolah darurat. Mereka mendaftar secara online untuk proses pengajuan mereka di perbatasan AS da Meksiko (ka/pp)/Reuters/voaindonesia.com. []