3 Alasan Masjid UGM Yogyakarta Tiadakan Salat Jumat

Tiga alasan UGM Yogyakarta meniadakan salat Jumat mulai 20 Maret 2020. Salah satu mencegah penyebaran virus Corona.
Masjid Kampus UGM Yogyakarta. (Foto: id.wikipedia.org/Tagar/Ridwan Anshori)

Sleman - Takmir masjid kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memutuskan meniadakan ibadah salat Jumat guna membantu mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19. Ada tiga pertimbangan meniadakan kegiatan peribadahan tersebut.

Ketua Takmir Masjid UGM, Mashuri Maschab mengatakan, dengan beberapa pertimbangan, takmir masjid memutuskan besok (Jumat 20 Maret 2020) tidak menyelenggarakan salat Jumat. Ada tiga pertimbangan terkait tidak adanya salat Jumat.

Pertama, adalah kondisi terkini menunjukkan situasi yang perlu dicermati terkait Covid-19. Kedua, pengurus takmir serta jamaah masjid kampus UGM merupakan warga kampus UGM. Sementara, saat ini sivitas kampus sendiri tidak melakukan kegiatan akademik di kampus.

Artinya, kata dia, sivitas akamedik yang terdiri dosen, karyawan dan mahasiswa sudah tidak ada di kampus. "Sehingga kebutuhan masjid untuk menyelenggarakan salat sudah tidak boleh dikatakan tidak urgent lagi," katanya.

Menurut dia, masjid kampus UGM adalah masjid untuk musafir di mana jamaahnya berasal dari luar Yogyakarta yang ingin melihat kampus atau pun sekadar melaksanakan salat. Namun yang dikhawatirkan ialah adanya virus yang dibawa. "Jadi itu sulit dikendalikan jika mereka membawa virus," kata dia.

Tidak usah bersalaman atau rangkul-rangkulan juga.

Ketiga, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat membolehkan jika dirasa orang-orang tidak aman atau jamaah dirasa membahayakan dirinya atau orang lain maka ibadah salat Jumat bisa dilakukan di rumah. Untuk masjid kampus UGM tidak menyelenggarakan salat Jumat.

Dia mengatakan, salat Jumat kemungkinan tidak hanya dua kali ke depan, tapi bisa saja tiga jumatan kedepan. "Buat kami hal ini bukanlah keputusan yang mudah, karena sebagai takmir bertugas melayani siapa saja yang ingin salat di masjid," katanya.

Ia menambahkan, semua kegiatan rutin, seperti kajian diliburkan semua sejak satu minggu yang lalu. Meski demikian, masjid sebagai tempat terbuka, pihaknya tidak bisa menolak apabila ada orang yang mampir untuk salat.

Pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan tiap hari. Selain itu, masjid juga dipel disinfektan dan disiapkan hand sanitizer untuk mereka yang datang ke masjid. Jamaah diimbau untuk membawa sajadah sendiri. "Tidak usah bersalaman atau rangkul-rangkulan juga," tegasnya.

Sebelumnya, Rektor UGM, Panut Mulyono mengatakan, mulai 16 Maret 2020 seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan metode jarak jauh atau online. Perkuliahan dilakukan dengan cara dosen menyiapkan konten pembelajaran dari berbagai sumber melalui sistem manajemen pembelajaran yang dikembangkan melalui https://elok.ugm.ac.id. Pembelajaran juga bisa memakai sisten lain yang biasa digunakan oleh mahasiswa dan dosen. []

Baca Juga:

Berita terkait
Guru Besar UGM Yogyakarta Positif Corona
Guru besar UGM Yogyakarta positif Corona. Saat ini dirawat di RSUP Sardjito.
Penjelasan UGM soal Guru Besar Diduga Corona
Seorang guru besar UGM Yogyakarta diduga terjangkit Corona. Berikut penjelasan UGM.
UGM dan Kampus di Yogya Kuliah Online Cegah Corona
Sejumlah kampus di Yogyakarta seperti UGM, UNY, UKDW menggelar kuliah online untuk mencegah penyebaran Corona.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.