3 Jangka Waktu dalam Investasi yang Perlu Diketahui

Memilih jenis investasi yang cocok untuk Anda bisa dilakukan berdasarkan jangka waktunya. Terdiri dari jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Ilustrasi (Foto: Tagar/Pexels)

Jakarta - Memilih jenis investasi yang cocok untuk Anda bisa dilakukan berdasarkan jangka waktunya. Jangka waktu itu terdiri dari investasi jangka pendek, menengah dan panjang. 

Ketahuilah bahwa investasi merupakan kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari satu jenis aset selama periode tertentu, dengan tujuan mendapatkan penghasilan atau peningkatan nilai. 

Secara sederhana, investasi adalah salah satu alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan keuangan kita.

Pada dasarnya, tujuan keuangan setiap orang berbeda-beda. Sebut saja, seorang berusia 25 tahun tentu memiliki rencana dan cita-cita yang berbeda dengan orang berusia 50 tahun. Misalnya, untuk biaya pernikahan, pendidikan, liburan maupun dalam rangka membeli rumah.

Berikut tiga jenis jangka waktu investasi yang perlu Anda pelajari!


Investasi Jangka Pendek

Biasanya dapat terpenuhi dalam waktu kurang dari 1 tahun. Strategi untuk jangka pendek adalah menggunakan dana yang bisa di akses sewaktu-waktu seperti Instrumen Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dan instrumen jangka pendek (deposito dan obligasi < 1 tahun).

RDPU menawarkan imbal hasil yang optimal dengan risiko yang relatif rendah, dapat ditarik kapan saja (likuid), dan lebih terlindungi dari volatilitas perubahan harga reksa dana.


Investasi Jangka Menengah

Biasanya dapat terpenuhi dalam waktu sekitar 1-5 tahun. Kamu bisa menggunakan instrumen Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), atau Reksa Dana Campuran (RDC) yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi daripada RDPU.

RDPT berinvestasi pada instrumen surat utang baik pemerintah maupun perusahaan, sedangkan RDC maksimal 79 persen berinvestasi pada instrumen pasar uang, efek bersifat utang dan/atau efek bersifat ekuitas/saham..

Instrumen yang dimaksud adalah reksadana pendapatan tetap (obligasi), obligasi swasta, reksadana campuran.


Investasi Jangka Panjang

Biasanya dapat dipenuhi dalam waktu lebih dari 5 tahun. Selain disarankan memonitor pengeluaran secara disiplin dan menyisihkan pemasukan secara konsisten, sebaiknya memilih produk investasi yang dapat mempercepat tujuan finansial jangka panjang tetapi disesuaikan dengan profil risiko.

Reksa Dana Saham (RDS) merupakan pilihan investasi untuk seorang investor dengan profil risiko agresif yang dapat menerima risiko yang tinggi dan jangka waktu investasi panjang.

Beberapa instrumen yang bisa dipilih untuk investasi jangka panjang antara lain logam mulia, reksadana saham, saham, hingga properti.


Cara Berinvestasi

Pastikan Financial yang Dimiliki Dalam Keadaan Sehat

Sebelum berinvestasi, pastikan telah memiliki dana darurat yang ideal dan memiliki proteksi keuangan dengan memiliki jaminan kesehatan atau asuransi.

Merencanakan keuangan untuk masa depan memang sangat penting. Namun jangan pernah sepelekan hal-hal yang menjadi perhatian dan prioritas di masa kini.

Tanpa dana darurat yang ideal, kita akan kesulitan dalam menghadapi risiko hilangnya pendapatan akibat PHK atau ketidakpastian ekonomi. Tanpa perlindungan kesehatan, kita juga bisa kehilangan dana yang cukup besar ketika harus berobat.


Kenali Profil Risiko

Profil risiko bergantung kepada kemampuan dan kesediaan seseorang untuk menoleransi risiko investasi.

Investor konservatif cenderung menghindari instrumen dengan volatilitas tinggi, dan investor agresif lebih berani mengambil resiko karena menghendaki imbal hasil yang tinggi.

Profil risiko tentu saja bisa berubah ketika pemahaman seseorang akan investasi mulai meningkat. Peningkatan pemahaman akan berinvestasi akan meningkatkan kemampuan menoleransi risiko.


Menentukan Tujuan Berinvestasi

Tujuan-tujuan keuangan yang ingin dicapai dalam berbagai periode. Sebut saja untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tanpa tujuan yang jelas, maka proses investasi akan menjadi tidak terukur.

Setelah menentukan tujuan, tentukan pula kebutuhan dana untuk merealisasikannya. Kita bisa memulai proses investasi setelah memahami kebutuhan dana.


Mengetahui Risiko Sistematis Dan Non Sistematis Investasi

Dalam investasi, terdapat dua jenis risiko yaitu sistematis dan nonsistematis. Sistematis merupakan risiko yang sama sekali tak bisa dihindari dan diversifikasi, serta menyerang ke segala macam instrumen. 

Risiko tersebut bisa berupa risiko pasar, perubahan tingkat suku bunga, dan inflasi. Sementara itu risiko non-sistemik dinyatakan sebagai risiko yang masih bisa dihindari dengan cara diversifikasi instrumen investasi. Risiko tersebut antara lain adalah, risiko bisnis, risiko likuiditas, dan risiko tuntutan hukum.

Itulah hal-hal yang harus diketahui sebelum terjun berinvestasi. Pastikan sudah mengetahui jenis, risiko, hingga cara berinvestasi yang baik agar tujuan keuangan kita bisa tercapai.[]


(Farhan Ramadhan)

Baca Juga:

Berita terkait
Wah! 18 Manajer Investasi di Suspensi OJK, Ini Alasannya!
OJK telah melakukan penghentian sementara kepada 18 Manajer Investasi yang bermasalah hal ini dilakukan agar mereka fokus menyelesaikan masalah.
Apa Itu Pasar Primen dan Sekundar dalam Dunia Investasi?
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kedua jenis pasar tersebut dalam artikel ini.
Candlestick, Fasilitas Analisis Dalam Berinvestasi Saham
Candlestick termasuk analisis teknikal.