Padangsidempuan - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padangsidempuan Rusydi Nasution menilai ruang isolasi untuk penanganan pasien suspek corona yang disiapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat tidak layak dipakai.
Hal itu disampaikan Rusydi saat bersama beberapa anggota DPRD, di antaranya Mochammad Halid Rahman dan Mukhtar Shabri Nasution dari Fraksi Gerindra dan Abdurrahman dari Fraksi Demokrat, mengunujungi RSUD Kota Padangsidempuan pada Selasa, 3 Maret 2020 sore.
Rusydi Nasution menyebutkan, setelah melihat langsung, ruangan yang dipersiapkan sebagai ruang isolasi dinilai tidak layak.
"Ruangan yang dipersiapkan sebagai ruang isolasi ini bukanlah ruangan yang tertutup rapat. Dan saya rasa ini tidak pantas dipergunakan sebagai ruang isolasi," ujarnya.
Dia juga meminta pihak RSUD Padangsidempuan untuk serius berbenah dan mempersiapkan segala sesuatunya sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan virus corona.
"Kasus ini termasuk kejadian luar biasa. Karenanya kita minta pemerintah dan RSUD serius dalam melakukan persiapan termasuk dari ruang isolasi hingga petugas medis dan peralatannya diantaranya baju pelindung diri," ucap Ketua DPC Gerindra Kota Padangsidempuan ini.
Kalau di wilayah kita sampai sekarang belum ada kasus itu, walaupun begitu kita harus siap-siap
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur RSUD Padangsidempuan dr Tetty Rumondang, menyebut ada empat ruangan isolasi disiapkan untuk pasien terinfeksi virus corona. “Saya masih di Medan rapat terkait persiapan penanganan corona," ujar Tetty, saat dikonfirmasi via seluler.

Menurutnya, empat ruangan khusus isolasi itu berada di dekat musala atau eks kamar dokter muda yang bertugas di RSUD tersebut.
Tindakan berikutnya, katanya, petugas medis akan diberangkatkan ke Kementerian Kesehatan RI untuk mengikuti pelatihan serta mengambil sarana-prasarana yang dibutuhkan dalam menangani kasus virus corona.
"Kalau saat ini rapatnya masih penyiapan ruangan, untuk pengobatan dan tindakan medisnya belum. Alat perlindungan medisnya pun belum ada, tapi setelah pelatihan dari Jakarta baru ada itu. Dan pekan depan akan kita kirim dokter dua orang yakni dokter spesialis paru-paru dan dokter spesialis penyakit dalam serta satu orang petugas laboratorium,” jelasnya.
Tetty mengimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan khawatir dan tetap menerapkan tips kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
“Kalau di wilayah kita sampai sekarang belum ada kasus itu, walaupun begitu kita harus siap-siap, karena begitu cepatnya lalu lintas manusia ini. Kita pelan-pelan menyiapkannya, untuk sarana dan prasarana kita masih berharap dari Kemenkes," tuturnya.[]