Bantul - Lima eks narapidana terorisme atau napiter bergabung dengan komunitas tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY menggelar upacara bendera HUT Kemerdekaan pada Senin, 17 Agustus 2020.
Lima orang napiter yang ikut dalam upacara ini, di antaranya Muhammad In’am yang merupakan keluarga dari Amrozi. Lalu Saefudin, Fajar mantan teroris bom buku alias Abu Akas (Sumarno) dan Hasan yang terlibat bom Solo.
“Kami telah sadar. Sekarang menghormati jasa pahlawan yang dulu telah berjuang meraih kemerdekaan,” kata Muhammad In’am.
Ke lima napiter ini, sudah menyatakan setia kepada Pancasila dan kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kata In'am, mereka sadar apa yang pernah mereka lakukan merupakan dosa besar. Untuk itu mereka ingin memberikan yang terbaik untuk bangsa.
Kepala Bidang Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto selaku pemimpin upacara, mengaku sangat terharu dengan kegiatan tersebut.
Kendati pernah melawan negara, para napiter tersebut kini telah kembali lagi ke NKRI
Mereka yang terlibat adalah pemulung, dan juga mantan napiter yang telah sadar.
Demi melaksanakan upacara, mereka menghentikan aktivitas di TPST Piyungan.

"Saya bangga, warga TPST Piyungan justru menunjukkan jiwa besar dan ikut upacara bendera ini," kata Yulianto.
Kehadiran mantan napiter merupakan inisiatif mereka sendiri. Polda ingin menunjukkan kepada para napiter, jika masyarakat yang penuh keterbatasan masih cinta Tanah Air.
“Mereka pernah melawan negara namun para napiter ini telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Mereka ingin kembali bisa diterima oleh masyarakat, bisa hidup berdampingan dengan profesi masing-masing,” katanya.
Menurutnya, keterlibatan lima eks napi terorisme di upacara ini atas kemauan mereka sendiri.
"Ini bukti mereka berjiwa besar, karena sewaktu upacara berlangsung warga sekitar juga ikut upacara," kata dia.
Yuliyanto menjelaskan, upacara ini sengaja digelar di TPST karena ingin menunjukkan kepada para eks napi tersebut bahwa di tengah keterbatasan rakyat kecil masih menunjukkan rasa cinta Tanah Air.
"Kendati pernah melawan negara, para napiter tersebut kini telah kembali lagi ke NKRI dan sepenuhnya menghormati NKRI," ujarnya.[]