Pematangsiantar - Hampir tiga bulan sudah wabah Covid-19 belum juga menunjukkan penurunan jumlah pasien positif. Tagar mencatat lima peristiwa menghebohkan warga Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara di tengah wabah ini.
1. Anggota DPRD Marah Disebut ODP
Berita heboh pertama soal Covid-19 datang dari anggota DPRD Kota Pematangsiantar. Usai mengajukan hak angket pemakzulan Wali Kota Hefriansyah Noor, sebanyak 27 anggota DPRD Pematangsiantar melakukan kunjungan kerja ke ke Bali pada 8 Maret hingga 11 Maret 2020.
Komisi I DPRD Pematangsiantar meminta Dinas Kesehatan melakukan klarifikasi perihal pernyataan ODP. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)
Sekembalinya dari Bali, para anggota dewan pun ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan atau ODP dan dianjurkan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari sesuai protokol kesehatan dari pemerintah.
Bukannya mematuhi anjuran itu, para anggota DPRD malah tidak terima dan berang. Protes mereka luapkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I dengan Dinas Kesehatan pada Kamis, 19 Maret 2020. Saat itu Komisi I DPRD Pematangsiantar meminta Dinas Kesehatan melakukan klarifikasi perihal pernyataan ODP tersebut.
Para dewan menuding ada muatan politik soal penetapan status ODP kepada mereka. Hal ini kemudian viral di media sosial lewat unggahan video yang memperlihatkan anggota dewan marah dan menggebrak meja saat RDP berlangsung.
2. Penjemputan Pasien Positif Pertama
Kehebohan juga terjadi saat ditemukannya kasus pertama seorang warga Kota Pematangsiantar dinyatakan positif corona pada 3 April 2020.
Tim dari Dinas Kesehatan Pematangsiantar saat menjemput warga yang dinyatakan positif corona di Jalan Farel Pasaribu, Pematangsiantar. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)
Saat itu SJS, warga Jalan Farel Pasaribu, Kecamatan Siantar Marihat, dijemput petugas Dinas Kesehatan Pematangsiantar bersama tim gugus tugas dari kediamannya, lengkap memakai alat pelindung diri (APD).
Petugas datang dengan ambulans, kemudian membawa SJS dari rumahnya untuk dikarantina dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih Pematangsiantar.
Peritiwa penjemputan itu sempat menghebohkan warga yang melihat, dan mengabadikannya melalui video dan foto yang kemudian tersebar di media sosial.
Putri SJS yang berusia 12 tahun juga sempat dinyatakan positif corona sebelum keduanya dinyatakan sembuh lewat uji swab lanjutan seusai menjalani isolasi di RSUD dr Djasamen Saragih.
3. Pasien Keluhkan Fasilitas Perawatan
Video keluhan buruknya pelayanan pihak rumah sakit terhadap seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 yang sedang melakukan isolasi di RSUD dr Djasamen Saragih juga sempat membuat kehebohan.
Cover video PDP corona keluhkan pelayanan di RSUD Pematangsiantar.
Dalam video berdurasi 2 menit 35 detik, terlihat pasien pria berdebat dengan salah satu perawat di rumah sakit milik Pemerintah Kota Pematangsiantar tersebut, yang juga rumah sakit rujukan corona di Sumatera Utara.
Video ini kemudian dibenarkan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pematangsiantar, Daniel Siregar. Kejadian itu berlangsung di areal RSUD dr Djasamen Saragih pada 15 April 2020.
Sebuah video berdurasi 1 menit 15 detik juga sempat beredar di media sosial saat Alfredo Brutu, terlibat pertengkaran lantaran kesal kepada tenaga kesehatan Kota Pematangsiantar yang dinilai tidak menerapkan standar operasional prosedur (SOP) ketika menangani istrinya yang dinyatakan reaktif Covid-19 lewat rapid test.
Kejadian itu berlangsung di Jalan Viyata Yudha, Kelurahan Sitalasari, Kota Pematangsiantar pada Rabu, 22 April 2020 dan tersebar di media sosial.
4. Kisruh Dugaan Korupsi Dana Bansos
Kisruh pembagian sembako juga sempat ramai dibicarakan saat masa Covid-19 di Pematangsiantar. Lewat program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Pemerintah Kota Pematangsiantar membagikan paket sembako kepada 15.555 warga terdampak pandemi Covid-19.
Wali Kota Pematangsiantar saat membagikan sembako yang merupakan program JPS kepada warga terdampak Covid-19. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)
Pembagian sembako yang berlangsung sejak 21 April 2020 itu disalurkan tidak hanya mengundang antrean warga di kantor kelurahan, namun juga tudingan isu korupsi.
Bantuan sembako senilai Rp 200 ribu itu, disinyalir hanya sebesar Rp 170 ribu yang direalisasikan kepada masyarakat.
Hal ini bahkan berbuntut panjang dengan adanya laporan dari masyarakat kepada penegak hukum dan Komisi Pemberantasan Korupsi oleh salah satu lembaga masyarakat.
5. Keberatan Keluarga Pasien Positif di Jalan Singosari
Kabar positifnya seorang pedagang mi keliling pada 3 Mei 2020, juga tak kalah menghebohkan. Hal ini tidak terlepas dari rutinitas pasien dengan rute perjalanannya yang cukup panjang menyusuri sejumlah ruas jalan untuk menjajakan dagangannya.
Rapid test yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar di Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara pada Senin, 4 Mei 2020. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)
Untuk melakukan pencegahan, tim gugus tugas melakukan rapid test massal di sekitar kediaman pasien di Jalan Singosari, Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara. Sebanyak 148 warga di sana dilakukan tes cepat virus corona.
Tak sampai di sana, kehebohan terus belanjut ketika sanak keluarga pasien keberatan dengan status positif yang diumumkan gugus tugas karena tidak memberikan secara resmi hasil swab pasien tersebut kepada pihak keluarga.
Akibat hal ini banyak warga mempertanyakan kebenaran hasil positif yang diumumkan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pematangsiantar kepada pedagang keliling tersebut. []