TAGAR.id, Jakarta - Menurut informasi dari idicirebon.org, salpingitis adalah salah satu penyakit yang dapat dialami wanita. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada tuba falopi, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini juga termasuk kategori radang panggul (PID), yang jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas dan kehamilan ektopik.
IDI Kota Cirebon adalah organisasi sebagai wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. Organisasi ini berperan penting dalam pengembangan profesi dokter, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, serta perlindungan hak-hak dokter di daerah tersebut.
IDI Kota Cirebon akan terus berkomitmen untuk menjalankan visi dan misi organisasi. Mereka bertanggung jawab atas pelaksanaan program-program yang mendukung pengembangan profesi kedokteran. IDI Kota Cirebon meneliti lebih lanjut terkait penyakit salpingitis, apa saja faktor penyebab salpingitis serta obat yang tepat untuk mengatasi penyakit ini.
Apa saja faktor penyebab terjadinya penyakit salpingitis?
Dilansir dari laman https://idicirebon.org, penyakit salpingitis terjadi akibat beberapa faktor. Penyakit salpingitis adalah peradangan pada tuba falopi yang sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut adalah faktor-faktor penyebab terjadinya salpingitis meliputi:
1. Infeksi menular seksual
Dua bakteri utama yang menyebabkan salpingitis adalah Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae. Infeksi adalah penyebab utama salpingitis. Hubungan seksual yang tidak aman dapat membawa infeksi ini ke orang lain.
2. Adanya infeksi bakteri
Bakteri seperti Mycoplasma genitalium dapat menyerang area organ intim, menyebabkan gatal dan masalah buang air kecil pada wanita.
3. Infeksi dari organ lain
Infeksi seperti tuberkulosis atau radang usus buntu dapat masuk ke tuba falopi, menyebabkan peradangan pada organ intim. Selain itu, radang usus buntu juga dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan nyeri menstruasi (dismenore).
4. Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup seseorang dapat mempengaruhi kesehatan, salah satunya adalah gonta-ganti pasangan seksual. Memiliki banyak pasangan atau berhubungan seksual pada usia muda meningkatkan kemungkinan terkena penyakit salpingitis.
5. Riwayat kesehatan reproduksi
Penyakit salpingitis dapat disebabkan oleh riwayat penyakit reproduksi. Wanita dengan riwayat radang panggul (PID) atau infeksi menular seksual sebelumnya lebih rentan mengalami salpingitis.
6. Riwayat tindakan medis
Faktor terakhir adalah riwayat tindakan medis. Prosedur medis seperti pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), kuretase, atau biopsi endometrium dapat memperkenalkan bakteri ke dalam sistem reproduksi.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit salpingitis?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Cirebon telah merangkum beberapa obat yang dapat mengatasi penyakit ini. Pengobatan salpingitis umumnya melibatkan penggunaan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan berdasarkan tingkat keparahan salpingitis meliputi:
1. Metronidazole
Salah satu antibiotik yang dapat dikonsumsi yang dikenal sebagai metronidazole adalah pengobatan untuk penyakit radang panggul atau salpingitis. Antibiotik ini memiliki kemampuan untuk memerangi infeksi bakteri di berbagai bagian tubuh, termasuk di saluran kelamin.
2. Doxycycline
Doxycycline dapat digunakan untuk mengobati infeksi saluran napas, infeksi saluran kemih, salpingitis, acne vulgaris, penyakit menular, uretritis non gonococcal, chancroid, gonore, dan sifilis.
3. Cefoxitin
Untuk mengobati infeksi bakteri seperti gonore, meningitis, dan salpingitis, cefoxitin dapat diresepkan oleh dokter karena merupakan obat antibiotik golongan sefalosporin.
4. Terapi Suportif
Pasien mungkin memerlukan terapi tambahan untuk meredakan gejala seperti nyeri dan demam selain pengobatan antibiotik. Ini mungkin termasuk penggunaan paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid.
Jika ada komplikasi seperti abses atau jika pasien tidak membaik setelah pengobatan awal, disarankan untuk kembali berkonsultasi pada dokter.