Yogyakarta - Kota gudeg Yogyakarta bukan hanya memiliki beragam adat dan budaya, tapi daerah ini pernah memiliki bahasa yang hanya diketahui sebagian warganya saja. Bahasa gaul atau lebih tepatnya bahasa prokem ini sering digunakan pada tahun 1980-an hingga 1990-an.
Saat ini bahasa yang dinamai bahasa walikan tersebut sudah jarang digunakan, khususnya oleh generasi milenial.
Bahasa gaul itu dinamakan bahasa walikan karena berasal dari aksara Jawa yang dibalik atau dipindahkan susunannya. Aksara Jawa sendiri terdiri dari 20 aksara atau huruf, yang disusun menjadi empat baris. Masing-masing baris terdiri dari lima aksara.
Ha Na Ca Ra Ka
Da Ta Sa Wa La
Pa Dha Ja Ya Nya
Ma Ga Ba Tha Nga
Untuk menggunakannya menjadi bahasa walikan, orang harus hapal susunan kedua puluh aksara tersebut. Kemudian mengganti aksara pada baris pertama dengan baris ketiga, baris kedua dengan baris keempat, dan sebaliknya. Misalnya "Mas" akan berubah menjadi "Dab".
Malioboro, satu sudut Yogyakarta yang sangat terkenal. (Foto: Instagram/aku.jogja)
Berikut 99 kata bahasa walikan yang sempat tren di Yogyakarta, tapi saat ini jarang digunakan.
- Mas : Dab
- Mari : Dayi
- Tidak : Poya
- Pergi : Ngulo
- Bagaimana : Hire
- Minum : Lodse
- Makan : Daladh
- Mandi : Pamub
- Mabuk : Dasuny
- Rumah : Podap
- Takut : Themi
- Sekolah : Benyongap
- Busuk : Dadsu
- Tidak Apa-apa: Poya hoho
- Anjing : Pabu
- Bajingan : Saciladh
- Matamu : Dagadu
- Membolos : Songob
- Malam : Seli
- Mahal : Ngayal
- Murah : Duyap
- Sepatu : Behagu
- Celana : Nyawony
- BH : Nyogal
- Celana Dalam: Jatheg
- Susu : Bubu
- Kemaluan Pria: Nyodhwong
- Nasi : Beto
- Marah : Dhebu
- Menangis : Dhalib
- Rambut : Yadsug
- Tas : Gab
- Polisi : Hongibi
- Guru : Tuyu
- Maling : Dangil
- Tidur : Guyu
- Sedih : Bubap
- Bohong : Lahubi
- Hidung : Piyul
- Mulut : Ngadse
- Satu : Bici
- Dua : Ngoyo
- Tiga : Gengu
- Empat : Hahag
- Lima : Ngido
- Enam : Pedhed
- Tujuh : Higu
- Delapan : Thongu
- Sembilan : Bolo
- Sepuluh : Behungup
- Sebelas : Bethengap
- Lima belas : Ngidongab
- Dua puluh : Yol hungup
- Lima puluh : Benyeg
- Seratus : Bagub
- Pacaran : Hajayadh
- Suami : Soco
- Ayah : Sahany
- Ibu : Pisu
- Kakak laki-laki : Nyanyal
- Kakak perempuan: Sanyru
- Kamu : Nyothe
- Salah : Bangap
- Topi : Gohi
- Nama : Cedhel
- Ngamen : Ladedh
- Helm : Penged
- Sepeda : Hig
- Motor : Dogoy
- Mobil : Dosing
- Sungai : Nyangi
- Berjalan : Denganyu
- Berlari : Dengaru
- Kopi : Nyohi
- Gelas : Tengab
- Piring : Hiyil
- Bebek : Seseny
- Ayam : Higiny
- Suka : Bedhel
- Siang : Pathadh
- Pagi : Pebuny
- Sore : Boye
- Malam : Seli
- Berciuman : Jihonyadh
- Membeli : Gunyu
- Gemuk : Ngedu
- Kurus : Nyuyu
- Buku : Sunyu
- Robek : Butheny
- Penjual : Sanyung
- Pantat : Sonyol
- Putih : Hugip
- Hitam : Piyel
- Biru : Siyu
- Ungu : Pulu
- Hijau : Pico
- Tanah : Ngedap
- Air : Saku
- Aku : Panyu. []
Baca juga: