Jakarta - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengungkapkan ucapan rasa duka cita mendalam atas berpulangnya mantan Menteri Agama di era kepemimpinan Presiden BJ Habibie, yakni A. Malik Fadjar, Senin malam, 7 September 2020.
Tokoh nasional kelahiran Yogyakarta, 22 Februari 1939 ini mengembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 19.00 di usia 81 tahun.
Yang menarik, beliau telah membangun karir mulai menjadi guru pada Sekolah Rakyat Negeri (SRN), hingga kemudian menjadi Dirjen pada Ditjen Bimbaga Islam Kemenag di tahun 1995an
Menag Fachrul Razi mengatakan, kepergian A. Malik Fadjar merupakan kehilangan besar bagi Kementerian Agama. Ia pun merasa sangat amat kehilangan dengan sosok A. Malik Fadjar.
"Innalillahi wa innailaihi raji'un. Saya menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Prof. A. Malik Fadjar pada Senin malam ini," ucap Fachrul Razi, kepada wartawan, di Jakarta, Selasa, 8 September 2020.
Fachrul menilai sosok almarhum merupakan tokoh luar biasa dalam dunia pendidikan. Baginya, rekam jejak A. Malik Fadjar luar biasa.
"Ini menjadi kehilangan besar bagi kami Keluarga Kementerian Agama. Bukan saja pernah menjabat sebagai Menteri Agama, tapi beliau juga merupakan tokoh pengembangan pendidikan Islam," kata Menag.
Fachrul menuturkan A. Malik Fadjar telah memiliki kiprah besar dalam pendidikan Islam sejak muda.
"Lahir dari keluarga Muhammadiyah pada 22 Februari 1939, Malik, begitu ia biasa disapa, merupakan produk pendidikan Kementerian Agama," ujar dia.
"Yang menarik, beliau telah membangun karir mulai menjadi guru pada Sekolah Rakyat Negeri (SRN), hingga kemudian menjadi Dirjen pada Ditjen Bimbaga Islam Kemenag di tahun 1995an," katanya menambahkan.
Diketahui Malik muda menamatkan gelar Doktorandus (Drs) dari Fakultas Tarbiyah Cabang Sunan Ampel Surabaya pada 1972 (saat ini telah menjadi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang).
- Baca juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Kenang Abdul Malik Fadjar
- Baca juga: Din Syamsuddin: Abdul Malik Fadjar Dekat dengan Aktivis
"Atas jasa besar yang luar biasa terhadap Negara dan Bangsa Indonesia, Almarhum mendapat tanda kehormatan yang tinggi, yaitu Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden BJ Habibie. Tanda kehormatan ini tertuang dalam Keppres Nomor 076/TK/TH 1999 tanggal 13 Agustus 1999, " kata Fachrul.[]