Abaikan Isolasi, Striker Real Madrid Terancam Dibui

Striker Real Madrid Luka Jovic terancam sanksi berat. Jovic bisa dibui karena melanggar perintah karantina yang ditetapkan pemerintah Serbia.
Striker Real Madrid Luka Jovic terancam sanksi berat. Jovic bisa dibui karena melanggar perintah karantina yang ditetapkan pemerintah Serbia. Madrid juga bakal menghukumnya karena perintah karantina dari klub juga dilanggarnya. (Foto: ronaldo.com)

Jakarta - Striker Real Madrid Luka Jovic terancam sanksi berat. Bahkan Jovic bisa dibui karena mengabaikan instruksi pemerintah menjalani karantina saat pulang ke Serbia. Bukannya tinggal di rumah, Jovic kepergok berpesta di jalanan Beograd merayakan ulang tahun pacarnya.   

Jovic sesungguhnya sudah disarankan untuk tidak kembali ke Serbia saat kompetisi La Liga Spanyol mengalami penundaan. Ini merupakan upaya menghentikan penyebaran virus corona di Serbia. 

Pasalnya, Jovic datang dari Spanyol yang termasuk negara dengan pandemi tertinggi untuk virus corona. Di Spanyol tercatat lebih dari 17.000 orang yang terinfeksi dan 767 orang meninggal.

Faktanya, mereka adalah para atlet. Mereka memang sangat kaya. Tetapi itu tidak menghentikan mereka untuk dihukum

Tak hanya itu, pemain bola basket Madrid, Trey Thompkins, sudah dinyatakan positif Covid-19. Ini yang menjadikan Jovic disarankan untuk tidak pulang. 

Namun striker berusia 22 ini mengabaikan permintaan itu dan tetap pulang ke Serbia. Dirinya juga melanggar aturan klub yang memerintahkan pemain melakukan karantina mandiri. Terutama setelah Thompkins terinfeksi, Selain itu banyak pemain dari klub La Liga Spanyol yang sudah dinyatakan positif corona.   

Saat kembali ke negaranya, lagi-lagi Jovic melanggar aturan karantina. Padahal pemerintah sudah mengumumkan warga Serbia untuk mengarantina. Bukannya mematuhi perintah, dia bersama pemain sepak bola yang bermain di berbagai klub di Eropa berpesta bersama.

Perdana Menteri Serbia Kecam Jovic

Kelakuan tak pantas dan melanggar aturan itu membuat eks striker klub Bundesliga Jerman Eintracht Frankfurt tersebut mendapat kecaman. Tidak tanggung-tanggung, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic mengecam keras Jovic.  

"Kami mendapatkan contoh yang buruk dari para pemain sepak bola kami. Mereka digaji sangat tinggi tetapi mengabaikan isolasi diri setelah kembali ke rumah," kata Brnabic yang dikutip media Spanyol Diario AS

Sementara,  Menteri Dalam Negeri Nebojsa Stefanovic, tanpa menyebut nama, mengritik para miliuner yang dinilai melecehkan hukum. Tak sekadar mendapat kecaman, Jovic juga terancam dipenjara. 

Menurut Stefanovic siapa pun yang melanggar perintah karantina yang ditetapkan pemerintah, pelaku bisa dikenai hukuman penjara 1 sampai 12 tahun. 

"Faktanya, mereka adalah para atlet. Mereka memang sangat kaya. Tetapi itu tidak menghentikan mereka untuk dihukum," kata Stefanovic. 

"Pilhannya adalah patuh pada hukum atau mereka masuk penjara," ucapnya. 

Jovic benar-benar apes. Tidak hanya mendapat ancaman dibui, tetapi juga menghadapi sanksi berat dari klub. 

Repotnya lagi, pemain tim nasional Serbia ini gagal menunjukkan performa terbaik di Los Blancos. Padahal, dia dibeli dengan harga mahal.

Madrid harus merogoh kocek 53 juta poundsterling atau sekitar Rp 972 miliar di awal musim kompetisi, Namun dirinya hanya mencetak 2 gol dan 2 assist dalam 24 pertandingan. []

Berita terkait
Madrid Vs Barcelona, Selebrasi Vinicius ala Ronaldo
Real Madrid kukuhkan dominasinya atas Barcelona di La Liga Spanyol. Madrid menang 2-0 dan pencetak gol Vinicius meniru selebrasi Ronaldo.
Real Madrid Disingkirkan Sociedad Lewat Drama 7 Gol
Real Madrid gagal lolos ke semifinal Copa del Rey dalam drama tujuh gol. Di laga perempat final, mereka kalah 3-4 oleh Real Sociedad.
Real Madrid Datangkan Luka Jovic dari Frankfurt
Real Madrid mendatangkan striker Eintracht Frankfurt Luka Jovic dan mengontraknya selama enam tahun.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi