Aceh Butuh Rp 15 Miliar, Alat Tangani Pasien Corona

Pemerintah Aceh membutuhkan dana sebesar Rp 15,3 miliar untuk membeli peralatan menangani pasien virus corona atau Covid-19.
Simulasi penanganan pasien suspect corona di RSUP Kariadi Kota Semarang. Jawa Tengah menambah tiga rumah sakit rujukan penanganan penyakit yang disebabkan virus corona. (Foto: Tagar/Sigit Aulia Firdaus)

Banda Aceh - Pemerintah Aceh membutuhkan dana sebesar Rp 15,3 miliar untuk membeli berbagai peralatan dalam menangani pasien virus corona (Covid-19). Peralatan ini nantinya akan ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.

“RICU minimal harus lengkap 100 persen, harus sempurna. Karena SDM sudah siap, gedung relatif siap, insfrastruktur, tinggal alat dan obat-obatan, butuh sekitar 15,3 miliar,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis, 12 Maret 2020.

Nova menjelaskan, Pemerintah Aceh telah menyiapkan ruangan khusus untuk penanganan pasien virus corona yaitu Respiratory Intermediate Care Unit (RICU) di RSUDZA Banda Aceh. Ruangan ini nantinya akan dilengkapi alat-alat seperti bronkoskpi dan mobile X-Ray.

Kata Nova, dalam proses pengadaan barang-barang tersebut, ia harus koordinasi terlebih dahulu dengan Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) dan Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA) soal dari mana anggaran sebesar itu diambil.

Harus sempurna. Karena SDM sudah siap, gedung relatif siap, insfrastruktur, tinggal alat dan obat-obatan, butuh sekitar 15,3 miliar.

“Mengenai alat kita harus berhati-hati, agar tidak berbenturan dengan aturan, tetapi saya akan cari cara, karena ini termasuk dalam tanda petik bencana, WHO juga telah menetapkannya, maka ada jalan-jalan pintas di peraturan keuangan yang kita akan ambil,” ujar Nova.

Ia menjelaskan, alat-alat tersebut ditargetkan sudah ada dalam minggu ini. Secara umum, kata Nova, Pemerintah Aceh sudah siap menghadapi virus mematikan itu dengan fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia di RSUDZA.

“Kita siap menghadapi ini, bagi bapak-bapak di dinas kesehatan, direktur rumah sakit dan jajarannya ini masalah biasa yang mereka hadapi,” tutur Nova.

Diberitakan sebelumnya, RSUDZA Banda Aceh merawat 2 pasien suspect virus corona (Covid-19) di rumah sakit setempat sejak beberapa hari lalu. Sedangkan pemeriksaan baru dilakukan Kamis, 12 Maret 2020.

Direktur RSUDZA, Azharuddin menyebutkan, 2 pasien itu dirawat bersamaan dengan 8 pasien lainnya yang saat ini telah dibolehkan pulang karena negatif.

Kata Azharuddin, spesimen 2 pasien tersebut akan dikirim ke Balitbang Kementerian Kesehatan RI untuk mengetahui apakah negatif atau positif.

“Kita perlakukan merawat pasien ini sebagai suspect, setelah ada hasil baru kita nyatakan positif atau tidak,” ujarnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Efek Corona, Cabai Merah di Abdya Aceh Melonjak Naik
Pasca Corona atau Covid-19 sejumlah bahan pokok di Aceh Barat Daya naik. Dan harga tertinggi cabai kering.
Terkait Corona, Tidak Ada Pembagian Masker di Aceh
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tidak akan membagikan masker dan diimbau kepada masyarakat agar selalu bergaya hidup sehat.
Virus Corona Ganggu Pariwisata di Aceh
Jumlah kunjungan wisatawan di Aceh terganggu akibat wabah virus corona.