Jakarta – Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI) Fernando Emas mengatakan polemik yang terjadi dalam tubuh Demokrat dapat dijadikan pembelajaran bagi seluruh partai politik agar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) partai melampaui Undang-Undang Partai Politik.
Hal ini dikatakan Fernando, menanggapi soal Partai Demokrat kubu Moeldoko menggandeng Yusril Ihza Mahendra dalam mengajukan yudisial review terhadap Demokrat kubu AHY tahun 2020 ke Mahkamah Agung.
Menurut Fernando, para loyalis ini jangan selalu ingin mengintervensi pihak lain, termasuk Yusril yang memiliki hak untuk menerima kuasa dan siapapun yang menginginkan keadilan. Yusril mengakui langkah menguji formil dan material AD ART parpol adalah hal baru dalam hukum Indonesia.
Saya harap juga kepada teman-teman di pihak loyalis AHY janganlah terlalu panikan ataupun brutal dalam menanggapi persoalan.

“Justru ini sebagai terobosan bagi partai politik kita. Karena bagaimanapun juga ada beberapa partai politik AD ART-nya tidak tunduk kepada UU Parpol,” ujar Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas dalam kanal YouTube Tagar TV, pada Senin, 27 September 2021.
- Baca Juga: Fernando Emas: Loyalis AHY Jangan Linglung dan Pikun
- Baca Juga: Fernando Emas : Judicial Review AD/RT Demokrat Sangat Tepat
Fernando berharap agar PTUN dan Mahkamah Agung mengembalikan marwah partai itu yang seharusnya menjadi aset bangsa bukan menjadi aset pribadi.
Karena bagaimanapun, kata Fernando, partai itu mendapat bantuan dari pemerintah melalui APBN ataupun melalui APBD di tingkat daerah.
“Saya harap juga kepada teman-teman di pihak loyalis AHY janganlah terlalu panikan ataupun brutal dalam menanggapi persoalan,” ujar Fernando.
Loyalis AHY dipersilahkan untuk berargumentasi di pengadilan, jangan membuat opini di masyarakat. Itu bukan sesuatu yang baik untuk mereka dan menjadi cemoohan yang didapatkan.
Ia menilai yang dilakukan Yusril saat ini adalah sebagai pengacara bukan sebagai pribadi Ketua Umum PBB, lebih lanjut ia mengatakan kita tidak mempunyai hak untuk melarang seorang advokat untuk menerima ataupun menolak kuasa yang diberikan kepada seorang lawyer.
Ia juga mengatakan bahwa Yusril yang dikenal tangguh di dalam persidangan terutama berkaitan dengan tata negara, jadi beberapa kali yang diajukan oleh Yusril, hakim selalu mengabulkan yang dituntut Yusril selama ini.
- Baca Juga: Usul Presidential Threshold Dihilangkan, Fernando: Jangan Pikun!
- Baca Juga: Akankah Jokowi Melalukan Reshuffle Pada 15 September?
Fernando yakin kalau 4 kader Partai Demokrat ini menganggap bahwa Yusril mampu untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Kendati begitu, banyak kelompok dari AHY yang menyerang pribadi Yusril dengan mengatakan bahwa PBB adalah partai nol koma karena ketua umumnya mengurusi urusan partai lain.
Seharusnya, kata Fernando, kelompok AHY bisa membedakan Yusril sebagai Advokat dengan Yusril sebagai Ketua Umum PBB.
(Syva Tri Ananda)