Jakarta - China ternyata belum benar-benar terbebas dari Covid-19. Minggu lalu, 10 Mei, pemerintah melaporkan terjadi peningkatan kasus virus corona baru dalam dua digit, yang merupakan pertama kali pada bulan ini.
Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China menyebutkan ada 14 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan pada hari itu, sehingga sejak awal wabah jumlah kasus positif mencapai 82.901. Dua diantaranya merupakan kasus transmisi lokal.
Pemerintah Tiongkok mempertimbangkan untuk mengunci sebagian atau lockdown parsial kota Shulan, di Provinsi Jilin, timur laut China
Baca Juga: Investasi China di AS Anjlok Selama Pandemi Covid-19
Seperti diberitakan dari portal South China Morning Post, Senin, 11 Mei 2020, sebuah kota di timur laut menyumbang sebagian besar infeksi baru. Hal ini memicu kekhawatiran terjadi peningkatan risiko penyebaran.
Untuk itu, pemerintah Tiongkok mempertimbangkan untuk mengunci sebagian atau lockdown parsial kota Shulan, di Provinsi Jilin, timur laut China.
Selama hampir sebulan belum ada laporan kematian akibat kasus baru Covid-19 di daratan China. Hingga data Minggu, jumlah korban tewas mencapai 4.633 orang, dan sebanyak 14 orang masih dalam perawatan.

Dari 12 kasus infeksi, satu diantaranya ditemukan di Wuhan. Seperti diketahui, kota di Provinsi Hubei ini menjadi awal penyebaran pandemi Covid-19 ke seluruh dunia. Menurut Komisi Kesehatan Tiongkok, kasus baru di Wuhan ini merupakan yang pertama sejak 3 April. Sebelum dites, pasien tidak menunjukkan gejala Covid-19.
Disebutkan 11 kasus domestik dilaporkan terjadi di kota Shulan, Provinsi Jilin yang berbatasan dengan Korea Utara. Pihak berwenang pada hari Minggu menaikkan tingkat risiko infeksi menjadi tinggi, hanya sehari setelah meningkatkan dari rendah ke sedang.
Semua kasus baru dikaitkan dengan seorang wanita berusia 45 tahun yang didiagnosis positif Covid-19 pada hari Kamis. Sementara ia diketahui telah dipekerjakan di binatu kota, bagaimana ia terinfeksi tetap tidak jelas.
Simak Pula: Covid-19 Melonjak Presiden Donald Trump Serang China
Menurut catatan pelacakan kontak, antara 23 April dan saat wanita itu terkonfirmasi positif, ia diketahui tidak keluar dari Provinsi Jilin. Wanita itu juga melakukan kontak dengan siapa pun yang kembali dari luar negeri atau kota lain di China.[]