Jakarta - Penculikan dan penyerbuan Gerakan 30 September atau G30S/PKI oleh pasukan Cakrabirawa ke kediaman Jenderal Abdul Haris Nasution di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, menewaskan Ade Irma Suryani Nasution.
Pasukan penculik ini sejatinya ingin membawa sang jenderal ke kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Tapi, hasilnya nihil. Mereka malah menculik Kapten Pierre Tendean, ajudan sang jenderal yang mengaku sebagai Jenderal Nasution. Pierre juga meninggal dalam penculikan ini.
Mereka yang mencari Jenderal Nasution justru memberondong senjata laras panjang dan mengenai anak bungsu Jenderal Nasution tersebut. Tiga peluru bersarang di punggung Ade Irma Suryani.
Ade Irma Suryani diabadikan sebagai nama jalan di Pakanbaru, Riau. (Foto: wikipedia)
Gadis kecil itu bersimbah darah dalam pelukan ibunya, Johanna Sunarti Nasution. Bocah malang itu ditembak dari jarak dekat. Ade Irma dibawa ke rumah sakit Angkatan Darat untuk diberikan pertolongan.
Ade Irma sempat bertahan hidup selama tiga hari setelah dirawat di RSPAD Gatot Subroto. Ade lahir pada 19 Februari 1960 dan meninggal dunia pada 6 Oktober 1965. Ade yang berumur lima tahun itu tertembak ketika berusaha menjadi tameng ayahnya.
Kini, Ade Irma Suryani telah tiada akibat keganasan Pasukan Cakrabirawa G30S/PKI. Makam pahlawan cilik itu berada di Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan berdiri megah. Saban tahun setiap peringatan Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober, para PNS di kantor tersebut melakukan tabur bunga untuk mengenang gadis kecil tak berdosa itu. []
