Aktris Adinia Wirasti kembali mengejutkan penonton dengan perannya sebagai Mera dalam film terbarunya, "Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu".
Dalam film ini, Adinia memerankan seorang wanita berusia hampir 40 tahun yang hidup dengan sikap santai dan realistis. Mera adalah sosok yang sudah cukup puas dengan pencapaiannya dan memilih untuk "go with the flow" dalam menjalani hidupnya.
Karakter Mera digambarkan sebagai wanita yang apa adanya, tidak terlalu ambisius, namun tetap menikmati setiap momen yang datang.
"Karakter Mera itu sebetulnya dia perempuan yang cukup apa adanya sih, maksudnya ambisius-ambisius banget sebenarnya juga tidak. 'She just go with the flow in her life' yang memang sudah cukup berumur gitu, dia udah 'pushing' 40 dan punya hidup yang cukup penuh gitu sebetulnya," ungkap Adinia saat mengunjungi ANTARA Heritage Center (AHC) di Pasar Baru, Jakarta.
Pertemuan Mera dengan seorang pelukis muda, Sadali, dimainkan oleh Ajil Ditto, mengubah dinamika hidupnya dan menambah lapisan kompleks dalam kisah ini. Bagi Adinia, tantangan terbesar dalam memerankan Mera adalah menghadirkan kembali memori dari era 90-an.
"Aku masih sangat muda di tahun 90-an, jadi harus merekoleksi memori bagaimana orang merespons berbagai kejadian di zaman itu," jelasnya.
Untuk mencapai nuansa dan latar zaman yang tepat, Adinia dan tim produksi sering berdiskusi untuk menyatukan pandangan. Tantangan-tantangan selama syuting diatasi melalui komunikasi, dengan tujuan bersama untuk menghasilkan karya yang utuh dan mendalam.
Film ini juga mengeksplorasi hubungan cinta dengan perbedaan usia yang cukup jauh, hal yang jarang menjadi fokus dalam film Indonesia.
Film "Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu" yang akan tayang pada 21 November mendatang, berkisah tentang Sadali, seorang pemuda yang bercita-cita menjadi pelukis dan melanjutkan pendidikannya di ISI Yogyakarta.
Sebelum pindah, ia menjalani proses taaruf dan dijodohkan dengan Arnaza, kembang desanya. Namun, di Jogja, ia menemukan lingkungan baru dan kembali bertemu sahabat lamanya, Budi. Ia pun tinggal di rumah yang juga menjadi restoran dan galeri seni milik Mera, dan selama tinggal di sana, ia mulai merasa kagum dengan sosok Mera yang juga sangat menyukai seni.