Jepara - Ratusan orang di Jepara, Jawa Tengah, menggelar salat Istisqa, Minggu 27 Oktober 2019.
Di bawah terik sinar mentari, mereka mengiba, merapal doa kepada Allah agar hujan segera diturunkan di Bumi Kartini.
Kalimat tahmid yang didaraskan Habib Muhsin Alaidrus menenggelamkan jemaah salat dalam haru tangis.
Mereka seakan diingatkan, bahwa bencana yang kini menimpa tak lepas dari dosa yang mungkin mereka lakukan selama ini.
Tak kunjung hujan, ratusan orang melakukan salat Istisqa di Alun-Alun Kabupaten Jepara, Minggu 27 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)
Perlu diketahui, hujan sudah empat bulan tak turun di Bumi Kartini. Air bersih langka, sebanyak 24 ribu jiwa terdampak.
Banyak keluarga yang menggantungkan kebutuhan air mereka dengan cara membeli. Atau, menengadah bantuan dari dermawan dan pemerintah.
Ketua MUI Jepara Mashudi, dalam khotbahnya berkata, musim kemarau panjang dan krisis air sebagai ujian. Ia meminta, warga bersabar.
Mudah-mudahan, dari sekian banyak yang berdoa, ada satu yang diijabah Tuhan, dan hujan segera turun
"Karena itu, kita berkumpul di sini untuk memanjatkan doa dan meminta maaf kepada Tuhan. Karena mungkin hal ini adalah peringatan, azab dari Tuhan, akibat perbuatan kita," tuturnya.
Plt Bupati Jepara Dian Kristiandi berharap, dengan salat Istisqa yang digelar, hujan segera diturunkan dari langit. Ia mengingatkan warganya, untuk lebih mawas dan mengintrospeksi diri.

"Ini merupakan niatan baik. Jepara hari ini agak kekurangan air bisa jadi karena perbuatan manusianya. Mungkin ada yang menebang pohon di hutan atau di pinggir sungai. Padahal akarnya berfungsi sebagai resapan air. Maka mudah-mudahan, dari sekian banyak yang berdoa, ada satu yang diijabah Tuhan, dan hujan segera turun," paparnya.
Data BPBD Kabupaten Jepara, dari 24 ribu jiwa terdampak kemarau panjang, berasal dari 14 kecamatan. Total, daerah yang terimbas krisis air ada 27 desa ditambah empat kelurahan.
Dian mengimbau warga, agar segera melapor jika merasa kekurangan air bersih. Hal itu lantaran, belum semua bisa tercakup dengan droping air bersih yang dilakukan oleh BPBD, PMI dan PDAM.
"Kalau PDAM juga support ya, bukan keteledoran mereka tapi memang sumber airnya yang berkurang," pungkas Dian. []