Medan - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan, Sumatera Utara, pada 9 Desember 2020 mendatang, diperkirakan akan lebih dinamis dan berimbang bila bakal calon Wali Kota Medan, Akhyar Nasution didampingi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai wakilnya.
Fernanda Putra Adela, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Kamis, 16 Juli 2020 mengungkapkan, pemberitaaan tentang Akhyar yang kabarnya akan diusung oleh PKS dan Demokrat sangat baik untuk demokrasi di Kota Medan.
Alasannya, kata Fernanda, secara kultural Akhyar adalah seorang nasionalis tulen. "Ia belajar di GMNI ketika mahasiswa. Organisasi mahasiswa yang berpedoman pada ajaran Marhaenisme Soekarno," katanya.
Kemudian, lanjutnya, Akhyar masuk PDIP, pernah menjadi anggota DPRD Kota Medan, dan sekarang menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan yang dulunya juga diusung PDIP.
Pada analisa saya, dia akan didampingi kader PKS. Pilkada Medan akan lebih dinamis dan berimbang
Secara politis, menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU ini, jelas Akhyar masuk ke jajaran senior PDIP. Pada posisi itu, dia didukung PKS yang secara ideologi belandaskan islam konservatif.

"Artinya, dia mampu membendung keretakan antara PKS dan PDIP. Meski memang sebagai catatan, pola koalisi di pilkada itu selalu cair tapi harus diingat, Pilkada Medan tahun ini menjadi salah satu sorotan nasional karena Bobby Nasution menantu Presiden Jokowi ikut berpartisipasi sebagai bakal calon," ujarnya.
Akhyar, tambah Fernanda, cukup populer, di banyak lembaga survei nama dia leading, petahana dan sangat dekat dengan kelompok nasionalis.
"Dia adalah politikus. Pada analisa saya, dia akan didampingi kader PKS. Pilkada Medan akan lebih dinamis dan berimbang. Dan harus diingat, dengan bantuan PKS, sosoknya menjadi ancaman serius untuk menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution," tuturnya. []