Makassar - Aksi Bela Nabi dan Bela Islam yang dilakukan Aliansi Umat Islam Sulawesi Selatan atas buntut pernyataan Sukmawati Soekarno Putri yang dianggap mencederai hati umat Islam di depan Monumen Mandala, Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sul-Sel, Senin 2 Desember 2019 berlangsung damai.
Aksi yang gelar ratusan Aliansi Ummat Islam Sulawesi Selatan ini dimulai dengan long march dari Masjid Al Markaz yang berada di Jalan Masjid Raya sekitar pukul 10.00 Wita.
Pernyataan Sukmawati yang membandingkan Ir Soekarno dengan Nabi Muhammad. Sehingga kami tak menerima pernyataan itu dan kami menganggap itu adalah penistaan.
Dalam aksi yang digelar, para peserta secara bergantian menyampaikan orasi dengan menggunakan mobil bak terbuka sebagai mimbar orasi, membawa bendera tauhid dan spanduk yang bertuliskan "Tangkap Busukma!" serta spanduk bertuliskan "Waspada Bahaya Laten Komunisme di Indonesia."
Ratusan massa dari Aliansi Ummat Islam Sulawesi Selatan saat melakukan aksi long march meminta Sukmawati Soekarno Putri ditangkap. (Foto/Tagar/Muhammad Ilham).
Aksi ini juga dirangkaikan dengan reuni aksi 212 dihadiri ratusan peserta untuk bersama-sama menjadikan reuni 212 itu sebagai momentun kebangkitan Islam di dunia.
Koordinator aksi Bela Nabi, Ustad Nazaruddin Linggi Allo mengatakan, aksi ini dilakukan atas pernyataan Sukmawati Soekarno Putri yang telah menghina umat yang bertepatan dengan aksi reuni 212 di Jakarta.
"Pernyataan Sukmawati yang membandingkan Ir Soekarno dengan Nabi Muhammad. Sehingga kami tak menerima pernyataan itu dan kami menganggap itu adalah penistaan," kata Nazaruddin saat ditemui di lokasi aksi.
Nazaruddin berharap agar keadilan itu ditegakkan sesuai dengan pasal 156 huruf a sudah jelas dan Sukmawati harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Kami berharap pada negara untuk betul-betul memperhatikan orang-orang yang ingin memancing keributan. Karena kalau dibiarkan ini akan sangat berbahaya," tuturnya.
Seperti juga pernyataan Permadi Arya yang menyebutkan teroris itu beragam Islam, ini juga bisa memancing keributan.
"Oleh karena itu, pernyataan ini tentunya tidak diterima oleh umat Islam. Siapa pun pasti tidak menerima jika Islam disebut sebagai agama teroris. Sehingga aksi ini dilakukan dan tepat di momentum reuni 212," pungkasnya.
Aksi Bela Nabi dan Bela Islam mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian dari Polrestabes Makassar dan Polsek Ujung Pandang.
Usai menyampaikan aspirasinya peserta aksi membubarkan diri sekitar pukul 11.12 Wita dengan tertib dan arus lalu lintas pun berjalan normal. []
Baca juga:
- Massa Reuni 212 Sebut Sukmawati Si Busuk
- Reuni 212 Dihadiri Sosok si Buta dari Gua Hantu
- Swafoto dengan Kendaraan Tempur TNI Warnai Reuni 212