Jakarta, (Tagar 18/4/2018) - Aktor Deddy Sutomo tutup usia pagi ini di usia 76 tahun, jenazahnya disemayamkan di rumah duka di bilangan Rempoa, Kota Tangerang Selatan.
Pada awalnya Deddy seorang guru di Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri Klaten, mengajar prakarya. Ia yang memendam kecintaan pada dunia seni budaya kemudian hijrah ke Jakarta, menjadi tenaga kreatif di PT Sanggar Prativi, mempelajari ilmu akting dengan mengikuti kursus elementer sinematografi yang diselenggarakan Yayasan Film Indonesia.
Ia aktor produktif sejak tahun 1970, berturut-turut film yang ia bintangi adalah Awan Jingga (1970), Spy and Journalist (1971), Jang Jatuh di Kaki Lelaki (1971), Pandji Tengkorak (1971), Dosa Siapa (1972), Marabunta (1973), Jauh di Mata (1973), Atheis (1974), Mimpi Sedih (1974), Menyingsing (1975), Laila Majenun (1975), Seribu Kenangan, Senja di Pantai Losari (1975), Tanah Harapan (1976), Embun Pagi (1976).
Mustika Ibu (1976), Santara Menumpas Perdagangan Seks (1977), Sejuta Duka Ibu (1977), Jakarta Jakarta (1977), Direktris Muda (1977), Nafsu Serakah (1977), Jalur Bali (1977), Janur Kuning (1979), Sekuntum Mawar Putih (1981), Kereta Api Terakhir (1981), Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran (1983), Buaya Putih (1982), Ratu Buaya (1983), Ken Arok - Ken Dedes (1983), Kerikil-Kerikil Tajam (1984), Putri Ular (1984), Anita (1984).
Sona Anak Srigala (1984), Rumah Masa Depan (1985), Bayi Tabung (1988), Cinta Yang Terjual (1986), Tutur Tinular III (1992), sinetron Maha Pengasih (2001), Doa yang Mengancam (2008), Tanda Tanya (2011), The Raid 2: Berandal (2014), Ayat-ayat Adinda (2015), Mencari Hilal (2015), I Am Hope (2016), Kartini (2016), sinetron Jodoh Wasiat Bapak (2017).
Ia memerankan beragam karakter di antaranya jagoan atau pendekar, santri, peranakan China, pawang buaya, penjahat, pembunuh, narapidana, tokoh Jenderal Sudirman dalam film Janur Kuning.
Tentu satu yang melekat dalam ingatan anak-anak 1980an ketika masih hanya ada satu stasiun televisi, TVRI, adalah perannya sebagai ayah Bayu dalam serial Rumah Masa Depan.
Ia mendapat penghargaan di antaranya pemeran utama pria terbaik Festival Film Indonesia (FFI) dalam film Mencari Hilal. Untuk film yang sama ia juga masuk nominasi pemeran utama pria terpuji dari Festival Film Bandung (FFB).
"Cerita film (Mencari Hilal) ini ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Di usia saya yang sudah senja ini saya terhormat bisa menyandingkan piala ini (Penghargaan FFI dengan FFB). Untuk cucu saya, jadi embahnya punya spirit untuk dunia perfilman Indonesia," ucap Deddy dalam pidato kemenangannya pada malam puncak FFI 2015 yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, Senin (23/11/2015) malam.
Deddy juga seorang pengusaha, di antaranya dengan mendirikan PT Jakarta Pelangi Production.
Ia kemudian masuk bidang politik, duduk dalam Majelis Pertimbangan Parta) PDI Perjuangan, dicalonkan sebagai wakil rakyat di Daerah Pemilihan Jawa Tengah II. Pada pemilu 2004 ia terpilih menjadi anggota DPR RI, berada dalam komisi X bidang pendidikan.
Deddy Sutomo lahir di Jakarta, 26 Juni 1941, wafat 18 April 2018.
Selamat jalan, Deddy Sutomo! (af)