Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan telah memesan alat tes kesehatan virus corona atau Covid-19 dari Swiss guna mencukupi kebutuhan nasional melakukan rapid test atau tes massal.
"Alat tes ini sudah kita order dan Insya Allah akhir bulan ini akan mulai datang,” ujar Erick dalam teleconference di Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020
Erick menambahkan test kit ini diharapkan mampu melengkapi instrumen serupa yang terlebih dulu sampai ke Tanah Air. Adapun, pemilihan Swiss sebagai negara asal importasi didasari oleh pertimbangan mutu produk.
“Banyak sekali yang menawarkan kepada kami untuk test kit serupa, tetapi kami juga menjaga aspek kualitasnya. Meski demikian, saya tidak mau bicara merek,” tuturnya.
Baca juga: Kabar Baik, Erick Thohir Akan Sebar 4,7 Juta Masker
Eks bos Inter Milan itu juga memastikan pengadaan alat uji virus corona telah sesuai dengan regulasi serta standar aturan yang berlaku, khususnya bidang kesehatan. Dalam pemaparannya, Erick menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai elemen terkait, seperti dokter ahli dan pabrikan farmasi.
“Ahli-ahli ini sudah kami libatkan, jadi bukan asal main beli saja. Yang penting sekarang adalah bagaimana alat ini harus ada,” kata dia.
Warga mengantre untuk melakukan tes corona di Poli Khusus Corona, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 17 Maret 2020. (Foto: Antara/Moch Asim/nz)
Nantinya, alat tes virus pandemi itu akan mempunyai dua tipe, yaitu jenis pertama berupa tools yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19 dengan media air liur. Sedangkan alat tes kedua digunakan melalui pengecekan darah pasien.
Sebelumnya, Kementerian BUMN juga telah mengkonfirmasi bahwa pemerintah sudah memesan sekitar 500.000 alat tes virus corona dari China. Dalam penggarapannya, BUMN farmasi Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ditunjuk sebagai operator pengadaan guna merealisasikan program strategis negara itu.
Pemerintah pun menegaskan bahwa alat tes ini sudah berada di Indonesia dan akan segera mendistribusikan ke berbagai rumah sakit dalam waktu dekat. “Alatnya sudah ada di Kementerian Kesehatan,” ucap Erick.
Dalam kesempatan yang sama Erick mengungkapkan saat ini pemerintah mendorong beberapa entitas usaha milik negara untuk secepat mungkin memasok masker ke pasaran. Langkah ini diharapkan dapat mengisi kekosongan stok nasional guna membantu masyarakat dalam meminimalisir penyebaran Covid-19.
Rencananya, sebanyak 4,7 juta masker akan dipasok BUMN farmasi dan akan mulai didistribusikan pada 31 Maret mendatang. []