Jakarta - Politikus Rachel Maryam kini sedang dalam masa pemulihan setelah pendarahan hebat usai melahirkan. Kondisi anggota DPR itu dibeberkan rekan Rachel dalam film Arisan!, Surya Saputra.
"Pada saat lahiran dia bilang ada pendarahan dari teman-teman bilang ada pendarahan," kata Surya Saputra saat dikonfirmasi pada Sabtu 3 Oktober 2020.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 2005, 26% kematian ibu di dunia berasal dari pendarahan setelah melahirkan. Setiap tahun diperkirakan terdapat 14 juta kasus pendarahan dalam kehamilan. Jumlah wanita yang meninggal dari 14 juta kasus tersebut minimal 128.000.
Lantas, apa yang melatarbelakangi pendarahan seperti yang dialami Rachel Maryam. Dilansir dari laman Halodoc, berikut 4 penyebab pendarahan setelah melahirkan ditinjau dari sisi medis:
1. Plasenta akreta
Penyebab pendarahan setelah melahirkan bisa disebabkan oleh plasenta akreta. Hal ini terjadi karena adanya pembuluh darah dan bagian plasenta lainnya tertanam terlalu dalam di dinding rahim sang ibu ketika melahirkan buah hatinya.
Plasenta akreta bisa menyebabkan pendarahan berat untuk ibu. Hal ini juga bisa disebut dengan kelainan pada dinding rahim.
Ilustrasi Hamil. (Foto: Pixabay/StockSnap)
2. Retensio plasenta
Kondisi ini terjadi karena plasenta atau janin tertahan di dalam rahim. Kondisi ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi dan pendarahan yang mengakibatkan kematian.
Retensio Plasenta ini juga bisa membuat pembuluh darah dirahim belum tertutup dengan benar. Hal ini memungkinkan terjadi pada wanita yang melahirkan dibawah usia kehamilan (premature), mengalami proses persalinan yang terlalu lama dan janin yang sudah mati dalam kandungan.
Politikus Rachel Maryam. (Foto: Instagram/rachelmaryams)
3. Masalah pembekuan darah
Kondisi pembekuan darah ini bisa menjadi penyebab pendarahan pasca-melahirkan. Masalah ini bisa berhubungan dari penyakit bawaan dimana pengidapnya mengalami pembekuan darah atau bisa terjadi setelah ada luka atau cedera yang bisa menyebabkan pendarahan.
Kondisi ini juga dinamakan gangguan koagulasi. Gangguan ini berkaitan dengan hemofilia dan diopatik trombositopenia purpura, yang artinya kelainan autorium yang berdampak pada trombosit. Gejalanya pengidap akan mengalami memar tanpa alaan jelas.
Selain itu, komplikasi kehamilan seperti hipertensi dan preeklampsia gestasional juga bisa membuat pembekuan darah. Oleh karena itu, hal tersebut bisa menyebabkan pencarahan hebat setelah lahir.
Ilsutrasi hamil.(Foto: Pixabay)
4. Atonia uteri
Atonia uteri ialah kondisi ketika rahim tidak mengalami kontraksi kembali setelah melahirkan. Kondisi ini merupakan penyebab paling umum pendarahan postpartum (pendarahan pasca melahirkan) dan akan menyebabkan kematian pada ibu.
Rahim yang tidak bisa kontraksi ini disebabkan oleh hilangnya tonus otot rahim. Akibatnya rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik untuk mengeluarkan plasenta.
Ada pula penyebab lainnya seperti trauma cedera pada jalur persalinan, Plasenta previa, kondisi plasenta bayi menutup seluruh leher rahim yang menghubungkan bagian atas vagina. Selanjutnya adanya kondisi rahim terbalik, namun kondisi ini jarang terjadi. (Niswatul Mahmudah)