Jakarta – Sekelompok yang terdiri atas 29 anggota DPR dari Partai Demokrat menginginkan para pemimpin kongres AS untuk mengalokasikan dana tambahan sedikitnya 60 miliar dolar AS untuk kendaraan listrik sebagai bagian langkah pembelanjaan senilai 3,5 triliun dolar AS, demikian menurut sebuah surat yang diperlihatkan kepada Kantor Berita Reuters.
RUU infrastruktur bipartisan senilai 1 triliun dolar AS yang baru diloloskan kemarin mencakup 7,5 miliar dolar AS untuk mendanai pembangunan stasiun pengisian daya listrik bagi kendaraan listrik dan beberapa pendanaan lain untuk kendaraan listrik (EV) yang diperkirakan akan memerlukan 2,5 miliar dolar AS hingga 5,5 miliar dolar AS.
Presiden Biden pada Maret lalu menyerukan belanja total sebesar 174 miliar dolar AS untuk kendaraan listrik, termasuk 100 miliar dolar AS untuk insentif konsumen dan 15 miliar dolar AS untuk pembangunan 500.000 stasiun pengisian daya listrik.

Surat yang sebelumnya tidak dilaporkan tertanggal Rabu, 11 Agustus 2021, menyatakan Kongres harus memastikan total pendanaan untuk kendaraan listrik itu sedikitnya berjumlah 174 miliar dolar AS dan "termasuk insentif konsumen untuk kendaraan muatan ringan, pendanaan infrastruktur stasiun pengisian daya listrik, insentif untuk manufaktur, persyaratan pengadaan kendaraan listrik di tingkat federal, dan insentif bagi elektrifikasi armada komersial kendaraan berat."
Mereka juga ingin memastikan "tidak kurang dari 40% investasi ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu." Anggota DPR Doris Matsui, yang membantu memprakarsai surat itu, mengutip laporan panel iklim PBB minggu ini yang memperoleh temuan bahwa pemanasan global hampir tidak terkendali.
"Investasi kendaraan listrik yang kuat sangat penting untuk menghadapi tantangan terkait krisis iklim. Kita harus berani mengambil langkah tegas untuk membangun masa depan yang lebih baik," katanya (mg/jm)/Reuters/voaindonesia.com. []