Jakarta – Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Phnom Penh, Kamboja, mengatakan mengkhawatirkan deforestasi di Suaka Margasatwa Prey Lang, di mana lima aktivis lingkungan ditahan karena mendokumentasikan penebangan liar pada Februari 2021 lalu. Untuk itulah AS desak pemerintah Kamboja untuk melestarikan keanekaragama di hutan Prey Lang.
Duta Besar AS untuk Kamboja, Patrick W. Murphy, dan Direktur Misi Kamboja pada Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), Veena Reddy, masing-masing bertemu dengan pejabat tertinggi urusan lingkungan di negara itu dalam pertemuan terpisah tahun lalu. Mereka membahas deforestasi dan pembatasan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok patroli yang mengawasi penebangan liar di suaka margasatwa itu.

"Pemerintah AS akan terus mendesak agar langkah diambil untuk menghentikan semua penebangan liar dan melestarikan keanekaragaman hayati yang luar biasa di Prey Lang dan suaka margasatwa lain," demikian pernyataan dari Kedutaan AS di Kamboja yang dirilis pekan ini.
Hutan Prey Lang meliputi empat provinsi di Kamboja dan mengalami deforestasi hebat pada tahun 2016, tahun yang sama ketika pemerintah mengklasifikasikannya sebagai suaka margasatwa.
Prey Lang adalah salah satu hutan dataran rendah yang tersisa di Asia Tenggara. Dana Satwa Liar Dunia (WWF) menyebut Prey Lang penting karena "keanekaragamannya yang karismatik." (vm/ah)/voaindonesia.com. []