Amerika Dikabarkan Bekukan Dana Junta Myanmar 1 Miliar Dolar

Amerika dikabarkan hambat upaya junta militer Myanmar tarik dana sebesar 1 miliar dolar AS dari Bank Sentral New York
Warga berjalan melewati gedung Federal Reserve di New York, 14 September 2008 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Chip East)

Jakarta – Penguasa militer Myanmar berupaya memindahkan dana sekitar 1 miliar dolar AS yang disimpan di Federal Reserve Bank of New York, atau Bank Sentral New York, Amerika Serikat (AS), beberapa hari setelah merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021. Hal tersebut mendorong para pejabat AS membekukan dana tersebut, seperti diungkapkan tiga orang yang mengetahui masalah tersebut, termasuk seorang pejabat pemerintah AS.

Transaksi pada 4 Februari 2021 atas nama Bank Sentral Myanmar mula-mula diblokir oleh sistem pengamanan Bank Sentral New York. Para pejabat pemerintah AS kemudian memperlambat persetujuan transfer sampai perintah eksekutif yang dikeluarkan Presiden Joe Biden memberi mereka kewenangan hukum untuk memblokirnya tanpa batas, kata sumber-sumber itu.

Seorang juru bicara New York Fed menolak berkomentar mengenai pemegang rekening tertentu. Departemen Keuangan AS juga menolak berkomentar.

angelAngel meninggal akibat tembakan aparat Myanmar saat ikut demonstrasi menentang kudeta militer, Rabu, 3 Maret 2021 (Foto: bbc.com/indonesia – Reuters)

Upaya tersebut, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, terjadi setelah militer Myanmar menempatkan gubernur bank sentral baru dan menahan para pejabat reformis selama kudeta di sana.

Ini menandai upaya nyata para jenderal Myanmar untuk membatasi sanksi-sanksi internasional setelah mereka menahan para pejabat terpilih, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, yang menang pemilu nasional pada November lalu. Militer merebut kekuasaan dengan mengeluarkan tuduhan kecurangan, klaim yang dibantah oleh komisi pemilihan umum.

Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon berulang kali untuk memintanya berkomentar. Kantor Berita Reuters tidak dapat menghubungi para pejabat di bank sentral.

anti kudeta myanmarPengunjuk rasa kudeta anti-militer melarikan diri dari gas air mata yang ditembakkan oleh polisi dan tentara di Mandalay, Myanmar, 3 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

AS, Kanada, Uni Eropa dan Inggris telah mengeluarkan sanksi-sanksi baru setelah kudeta dan tindakan keras militer terhadap demonstran yang menimbulkan korban jiwa. PBB, Kamis, 4 Maret 2021, menyatakan sedikitnya 54 orang tewas sejak kudeta. Lebih dari 1.700 orang telah ditahan, termasuk 29 wartawan.

Sewaktu mengumumkan perintah eksekutif baru yang memuluskan jalan bagi sanksi-sanksi terhadap para jenderal dan bisnis mereka, Biden pada 10 Februari 2021 lalu menyatakan AS mengambil langkah-langkah untuk mencegah para jenderal “memiliki akses tidak sepatutnya” ke dana 1 miliar dolar AS milik pemerintah Myanmar (uh/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Amerika Mendesak China Untuk Bantu Atasi Kekerasan Myanmar
AS "sangat sedih" dengan penumpasan brutal terbaru terhadap demonstran antikudeta di Myanmar dan menyerukan China bantu hentikan kekerasan
Indonesia Kecam Kekerasan Terhadap Demonstran di Myanmar
Pemerintah Indonesia mengatakan "sangat prihatin" dengan meningkatnya kekerasan di Myanmar dan serukan aparat keamanan menahan diri
Sanksi Uni Eropa Terhadap Junta Militer Myanmar
Jumlah korban tewas yang meningkat dalam protes antikudeta di Myanmar, dorong Uni Eropa jatuhkan sanksi pada junta militer
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.