Jakarta – Varian Omicron menjadi berita utama sebagai jenis virus corona terbaru di dunia. Di Amerika Serikat (AS), di mana hampir 200.000 kasus baru virus corona dilaporkan pada Selasa, 7 Desember 2021, oleh Johns Hopkins University, pejabat tinggi kesehatan masyarakat memperingatkan agar warga AS tetap waspada meskipun tingkat vaksinasi naik dan orang dari negara-negara di mana varian tersebut pertama kali terdeteksi dilarang masuk.

Dalam konferensi pers pada Selasa, 7 Desember 2021, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC - Centers for Disease Control and Prevention) AS, Dr Rochelle Walensky, mengatakan bahwa 9% kasus positif yang ada di Amerika adalah varian Delta.
Bersama anggota tim respons Covid-19 Gedung Putih lainnya, ia meminta masyarakat bersabar sementara tim peneliti mempelajari lebih lanjut tentang varian Omicron, yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada 24 November.
Dr Anthony Fauci (Foto: voaindonesia.com/AP)
Di Amerika, 19 negara bagian telah melaporkan infeksi Omicron, tetapi jumlah itu diperkirakan meningkat karena orang Amerika terus bergulat dengan pandemi yang telah berlangsung sejak kasus Covid-19 pertama diidentifikasi di negara bagian Washington pada Januari 2020 lalu.
"Terlalu dini untuk bisa menentukan seberapa parah penyakit itu, tetapi tampaknya dari kasus-kasus yang ada, kami belum melihat profil penyakit yang sangat parah," kata Anthony Fauci, kepala penasihat medis Gedung Putih.
“Faktanya, mungkin –saya garis bawahi, mungkin– tidak terlalu parah.” Namun, kata Fauci, Omicron mungkin lebih menular daripada varian delta (ka/jm)/voaindonesia.com. []
Amerika Identifikasi Kasus Pertama Covid-19 Varian Omicron
Akan Ada Lebih Banyak Infeksi Varian Omicron di Amerika
Meluasnya Varian Omicron, Perekonomian Global Bisa Melambat
Varian Omicron Meluas, Kemenkes: Masyarakat Tetap Waspada