Chisinau, Moldova – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, menjanjikan dukungan AS bagi Moldova, sebuah negara kecil bekas Uni Soviet yang kini condong ke Barat dan sedang berupaya keras mengatasi masuknya arus pengungsi dari negara tetangga, Ukraina.
Moldova mengatakan lebih dari 230.000 pengungsi telah menyebrangi perbatasannya sejak invasi Rusia 24 Februari lalu. Sedikitnya 120.000 dari pengungsi itu masih berada di Moldova.
Moldova meminta bantuan internasional untuk mengatasi para pengungsi, sambil sekaligus mencari jaminan keamanan terhadap potensi agresi Rusia.
Berbicara bersama Presiden Moldova, Maia Sandu, di Chisinau, Menlu Blinken mengatakan Amerika mendukung aspirasi Moldova untuk bergabung dengan Uni Eropa; yang prosesnya akan diputuskan oleh Uni Eropa.

Moldova telah secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan Uni Eropa pada 3 Maret 2022 lalu. Langkah ini diperkirakan akan menimbulkan kemarahan Rusia, yang memiliki sekitar 1.500 tentara yang berbasis di wilayah Transdniester yang memisahkan diri di bagian timur Moldova.
Sandu mengatakan belum ada indikasi bahwa tentara Rusia di Transdniester telah mengubah sikap, tetapi menekankan bahwa hal itu merupakan keprihatinan Moldova mengingat apa yang terjadi di Ukraina.
“Ini adalah subyek dengan kerentanan tinggi dan kami mengawasinya dengan hati-hati. Di wilayah ini sekarang tidak ada kemungkinan bagi kami untuk merasa aman,” tambah Sandu.
Blinken mengatakan Amerika menyediakan 18 juta dolar untuk beberapa tahun ke depan guna “memperkuat dan mendiversifikasi” sektor energi Moldova. Moldova sangat bergantung pada gas Rusia (em/lt)/voaindonesia.com. []
Konsekuensi Berat Bagi Rusia Jika Invasi Ukraina
Dari Pemimpin Dunia Sampai Atlet Kecam Invasi Rusia ke Ukraina
Latar Belakang Konflik Ukraina dan Invasi Rusia ke Donbas
Unjuk Rasa Ribuan Warga Ukraina di Tengah Ancaman Invasi Rusia