Jakarta - Sebuah proyek baru yang didanai Amerika Serikat (AS) menggunakan satelit untuk melacak tingkat air di bendungan-bendungan China di sepanjang aliran Sungai Mekong. Proyek yang diumumkan pada Senin, 14 Desember 2020, itu, menambah sengit persaingan negara-negara di Asia Tenggara.
Jalur air aliran Sungai Mekong sepanjang 4.350 km, yang dijuluki "Lancang di China" itu telah menjadi fokus kompetisi. Jalur air itu mengalir ke selatan melewati Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam,

Beijing telah menolak penelitian AS itu, yang menyebut bendungan-bendungan China telah menahan air sehingga merugikan negara-negara di hilir, di mana 60 juta orang bergantung pada sungai itu untuk perikanan dan pertanian.
Monitor Bendungan Mekong sebagian didanai oleh Departemen Luar Negeri AS, menggunakan data dari satelit untuk melacak tingkat air dalam bendungan-bendungan di China dan negara lain.
Informasinya akan tersedia mendekati kondisi nyata di lapangan (real-time) mulai Selasa, 15 Desember 2020 (vm/pp)/voaindonesia.com. []