Jakarta – Amerika Serikat (AS) mengatakan, Senin, 2 Agustus 2021, junta Myanmar sedang bermain dengan waktu pemilu dua tahun, sementara Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bersiap mendorong ASEAN untuk menunjuk seorang utusan.
Blinken ikut serta dalam hampir seminggu pembicaraan yang melibatkan para menteri luar negeri ASEAN, tawaran terbaru pemerintahan Presiden Joe Biden untuk melibatkan kawasan itu di garis depan persaingan antara AS dengan China.
Menjelang pembicaraan ASEAN, kepala junta Myanmar berjanji untuk mengadakan pemilu dan mencabut keadaan darurat pada Agustus 2023, memperpanjang batas waktu awal yang diberikan, ketika militer menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.

Pengumuman itu adalah "seruan bagi ASEAN untuk meningkatkan upayanya, karena jelas bahwa junta Myanmar hanya mengulur waktu dan ingin terus memperpanjang waktu pemilu demi keuntungan sendiri," kata seorang pejabat senior AS.
"Semakin banyak alasan mengapa ASEAN harus terlibat dalam hal ini dan menjunjung tinggi ketentuan lima poin yang juga ditandatangani Myanmar."
Pengunjuk rasa berbaris selama protes flash mob di kotapraja Mingalar Taung Nyunt di Yangon, Myanmar, Minggu, 11 Juli 2021. (Foto: voaindonesia.com/AP Photo)
Ketua Junta, Min Aung Hlaing, menghadiri pertemuan dengan negara-negara anggota ASEAN mengenai krisis Myanmar pada bulan April 2021 di Jakarta yang mengarah pada apa yang disebut pernyataan konsensus yang menyerukan segera diakhirinya kekerasan dan ditunjuknya utusan khusus regional.
Namun, pemimpin junta kemudian menjauhkan diri dari pernyataan itu, tidak ada utusan yang ditunjuk dan lebih dari 900 orang dilaporkan tewas dalam penumpasan enam bulan terhadap para pembangkang (ps/lt)/AFP/voaindonesia.com. []