Melbourne, Australia – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pada hari Sabtu, 12 Februari 2022, bertemu dengan pemimpin di Fiji sebagai bagian dari upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menunjukkan komitmennya pada kawasan Asia-Pasifik.
Menlu Blinken akan bertemu Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama, serta pejabat lain untuk membahas "krisis iklim, mengakhiri pandemi Covid-19, bantuan bencana, dan cara-cara memajukan komitmen bersama kita bagi demokrasi, solidaritas regional, dan kemakmuran di Pasifik," seperti dikatakan oleh staf Departemen Luar Negeri AS. Kunjungan dilakukan pada saat China juga berusaha memperkuat kemitraannya di kawasan Asia-Pasifik.
Departemen Luar Negeri mengatakan dalam pernyataan Jumat bahwa "wilayah Pasifik tetap menjadi prioritas kebijakan luar negeri Amerika, dan kami memiliki hubungan yang dalam dan lama dengan Fiji dan negara-negara Pasifik lainnya."
Blinken berada di Australia awal pekan ini untuk bertemu para pemimpin negara-negara Quad (Quadrilateral Security Dialogue), mencakup negara-negara Amerika Serikat, Australia, Jepang dan India.
Dalam pernyataan bersama pada Jumat, 11 Februari 2022, menteri-menteri Quad bertekad untuk bekerja sama lebih erat guna memastikan kawasan Indo-Pasifik bebas dari "pemaksaan," referensi terselubung untuk ekspansi ekonomi dan militer China.

Mereka juga berjanji memperkuat kerja sama dalam menghadapi pandemi virus corona, ancaman siber, dan kontraterorisme, sementara mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara, yang mendestabilisasi wilayah dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, yang menjadi tuan rumah pertemuan Quad, mengatakan para pemimpin membahas masalah penangkapan ikan dan perubahan iklim, yang merupakan prioritas bagi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik (ka/ah)/voaindonesia.com. []
Wapres Kamala Harris Teguhkan Komitmen AS di Asia Pasifik
Amerika Pindahkan Kapal Induk Dari Asia Pasifik ke Timteng
Kekurangan Vaksin Covid-19 di Asia-Pasifik Mencemaskan
Asia-Pasifik Hadapi Fase Kritis Pandemi Covid-19