Surabaya - Kasus dugaan perbuatan asusila terhadap santri oleh anak kiai di Jombang berinisial MSA tak kunjung rampung. Sebab yang bersangkutan belum bersedia menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim.
Namun, setelah beberapa upaya dari pihak kepolisian dilakukan, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan menyebut anak Kiai Jombang bersedia memenuhi panggilan.
Terkait kasus Jombang, kemarin yang rencana saya mau silaturahmi, (yang ke sana) dari tim negoisasi dari Polda ada Direktorat Intel.
"Update terakhir setelah terjalin komunikasi yang baik, akhirnya dari pihak keluarga ingin bertemu dengan Kapolda," ujar Luki saat jumpa pers di Mapolda Jatim, Rabu 26 Februari 2020.
Luki juga mengatakan pihaknya telah mengirim tim ke kediaman MSA untuk melakukan silaturahmi. Hasilnya, kehadiran tim dari Polda ini disambut baik oleh keluarga.
Baca Juga: Kapolda Jawa Timur Akan Jemput Anak Kiai di Jombang
"Terkait kasus Jombang, kemarin yang rencana saya mau silaturahmi, (yang ke sana) dari tim negoisasi dari Polda ada Direktorat Intel, alhamdulillah diterima baik oleh keluarga," ucapnya dia.
Setelah upaya menjalin komunikasi dengan baik, Luki menyampaikan MSA juga bersedia hadir untuk menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim. Tapi mengenai waktunya, ia masih belum mengetahui.
Baca Juga: Polda Jatim Gagal Jemput Paksa Anak Kiai di Jombang
"Sudah sama tersangka langsung. Kemarin langsung komunikasi datang di pondoknya (pondok pesantren) Shiddiqiyyah sana. MSA juga bilang dalam waktu dekat akan hadir, tunggu perkembangannya. Kalau yang bersangkutan datang nanti akan kami sampaikan," ujar Luki.
Baca Juga: Polda Jatim Kesulitan Periksa Anak Kiai di Jombang
Selain itu, menurut Luki penolakan dalam proses penjemputan beberapa waktu lalu, didasari adanya miskomunikasi saja. Apalagi menurutnya banyak berita bohong dan provokasi.
Namun, hal ini telah dirampungkan dan penyelidikan kasus ini akan berjalan. Sementara pihak keluarga juga telah membuka pintu dan mau supaya MSA menjalani proses hukum untuk membuktikan kebenaran.
"Mereka ada miskomunikasi, ada berita yang sampai yang berseberangan dengan pihak keluarga. Tapu semua sudah kami selesaikan," ucapnya. []