Jakarta -Penyebaran virus baru, corona di China semakin meluas. Otoritas China melaporkan dalam dua hari sudah ditemukan 139 kasus baru. Virus yang bisa menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah (Sars) pertama kali ditemukan di Provinsi Wuhan, namun kini dilaporkan sudah menyebar hingga ke Beijing dan Shenzen. Penyebarannya dikhawatirkan akan semakin meluas menjelang tahun baru Imlek.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah kasus yang dikonfirmasi saat ini melebihi 200 dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia. Sebelumnya para ahli Inggris memperkirakan jumlah yang terjangkit virus ini mendekati angka 1.700 orang.
Pihak berwenang China menyebutkan penyebaran virus corana yang cepat memicu kekhawatiran terulangnya penyakit Sars yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh China daratan dan Hong Kong pada tahun 2002 - 2003. Apalagi saat ini menjelang libur tahun baru Imlek, banyak warga China yang saling kunjung untuk merayakan bersama anggota keluarga.
Termometer infra merah dipasang di stasiun dan bandara untuk mendeteksi kemungkinan penumpng tertular virus.
Seperti dikutip dari laman theguardian.com, Senin, 20 Januari 2020, sejauh ini belum ada penularan virus corana dari manusia ke manusia. Tapi Otoritas kesehatan China menyebutkan kemungkinan penularan dari manusia ke manusia bisa saja terjadi. Hal itu terlihat dari temuan kasus di luar negeri dengan perincian dua di Thailand dan satu di Jepang.
Kasus virus baru corona di Beijing dan Provinsi Guangdong. (Foto: guardian.com).
Di Thailand, seorang terdeteksi terkena virus Corona ketika baru mendarat dalam penerbangan dari Wuhan, China. Sementara Menteri Ksehatan Jepang melaporkan, seorang pria yang mengunjungi Wuhan dirawat di rumah sakit pada 10 Januari, empat hari setelah kepulangannya ke Jepang.
Laman thethaiger.com yang mengutip Reuters menyebutkan, kasus-kasus yang terdeteksi di China dan luar negeri memicu kekhawtiran global. Hal itu mengingat sekitar 1,4 miliar warga China akan pergi ke luar negeri selama liburan tahun baru imlek yang dimulai minggu depan hingga awal Februari.
MRC Centre London Imperial College untuk Analisa Penyakit Menular Global berspekulasi bahwa mungkin ada secara substansial lebih banyak kasus virus corona daripada yang dilaporkan oleh otoritas Wuhan. Lembaga ini sependapat pernyataan kalangan ahli dari Inggris yang memperkirakan ada sekitar 1.723 kasus yang terdeteksi hingga minggu kedua Januari.
Wakil Walikota Wuhan Chen Xienxin kepada CCTV mengatakan pihaknya memperketat pengawasan di semua sarana transportasi umum menjelang peraaan Imlek. Menurutnya termometer infra merah sudah dipasang di bandara dan stasiun kereta api di seluruh kota. Mereka atau para penumpang yang terdetes demam, akan diberikan masker dan segera dibawa ke pusat layanan medis.

Hampir 300 tes suhu telah dilakukan di bandara dan stasiun menurut laporan stasiun televisi milik pemerintah itu. Sementara pihak berwenang di Hong Kong meningkatkan langkah-langkah deteksi dini, termasuk pos pemeriksaan suhu yang ketat untuk pelancong yang datang dari China daratan.
Pengawasan yang ketat juga diterapkan sejumlah otoritas negara lain. Amerika Serikat mengatakan otoritas bandara mulai menyaring turis yang datang di China khususnya Wuhan di tiga bandara, Bandara JFK New York, San Fransisco dan Los Angeles. Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) mengatakan kepada CBC News melalui surat elektronik pada Minggu bahwa risiko penyebaran penyakit di Kanada dinilai rendah."Kanada tidak ada penerbangan langsung dari Wuhan, dan volume turis yang datang langsung dari Wuhan rendah," jelas PHAC. []
Baca Jug:
- Virus Corona China Menggila, Ribuan Orang Terinfeksi
- Kena Virus Aneh, Thailand Karantina Wanita China