Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief menuduh Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyembunyikan eks caleg PDIP Harun Masiku, yang kini berstatus buron.
Tudingan tersebut Andi utarakan Kamis siang, 16 januari 2020 melalui Twitter akun @AndiArief__.
Meskipun Harun Masiku belakangan ini diketahui berada dalam pelariannya di Singapura. Namun, Andi meyakini bahwa Hasto Kristiyanto mengetahui betul lokasi persembunyiannya.
"Hasto, jangan simpan Harun. Serahkan dia. Dari sandiwaramu," cuit Andi Arief.
Baca juga: Diduga Terlibat Suap PAW Caleg PDIP, Hasto: Framing
Dalam pemberitaan yang diposting Andi Arief, turut diinformasikan juga Harun Masiku diduga telah terbang ke Jakarta dari Singapura pada 7 Januari 2020 menggunakan maskapai penerbangan Batik Air, beserta nomor kursi yang ditumpanginya.
Andi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Ditjen Imigrasi tidak melindungi koruptor.
Cuitan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menyinggung Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (foto: Twitter:@AndiArief__).
"KPK dan imigrasi bisa dituding memberi informasi bohong dan masuk dalam skenario jaringan pelindung koruptor jika tidak umumkan ke publik bukti pelintasan Harun Masiku yang sebenarnya," tulis Andi Arief.
Menurutnya, ada satu hal yang dapat menyelamatkan Hasto Kristiyanto, hanya dengan menyatakan tim yang sedang menangani kasus suap antara partai berkuasa dan KPU ini dijadikan tidak sah.

Kemudian, Andi menyinggung Hasto yang sempat terkena diare saat telat datang ke Rakernas PDIP beberapa waktu lalu.
"Dan sekarang sedang dilakukan upaya itu. Kabarnya sudah puluhan toilet gak bisa menampung diare," kata Andi Arief.
Ini bukanlah serangan pertama stafsus era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bercuit mengenai Hasto.
Andi Arief: Hasto, jangan simpan Harun. Serahkan dia. Dari sandiwaramu.
Baca juga: Penangkapan Harun Masiku di Singapura dan Ekstradisi
Cuitan Andi Arief mengenai keterlibatan staf Hasto PDIP. (foto: Twitter/@AndiArief__).
Sebelumnya, Andi menilai Hasto dapat berlindung dan menghindar dari pemeriksaan KPK. Namun, dengan adanya keterlibatan dua orang terdekatnya dalam kasus ini, tentu tak bisa disesali.
Menurutnya orang yang terlibat dalam kasus suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR tidak bergerak sendiri, melainkan atas persetujuan orang di partai pemenang Pemilu 2019.
"Mereka berkuasa, bisa melakukan apa saja. Bisa melawan penggeledahan, bisa sembunyi di markas senjata, bisa mengubah BAP, bisa mengganti tim satgas kasus. Namun tidak bisa mengubah fakta bahwa ada dua staf sekjen (Hasto) berkuasa itu terlibat bukan inisiatif pribadi," kata Andi Arief, Sabtu siang, 11 Januari 2020. []