Jakarta - Para pemegang saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui untuk pembagian dividen sebesar Rp 67,84 miliar. Besaran dividen emiten pertambangan pelat merah dengan kode saham ANTM itu merupakan 35% dari laba bersih 2019 yang mencapai Rp 193 miliar.
Menurut keterangan perseroan, sisa laba 2019 setelah dibagikan dividen, sebesar Rp 126 miliar atau 65 persen sebagai laba ditahan. Sebagai informasi, saat ini jumlah saham beredar ANTM per 12 Mei 2020 adalah sekitar 24,03 miliar. Dengan demikian, nilai yang diterima oleh pemegang saham adalah sekitar Rp 2,82 per lembar saham.
Baca Juga: PT Aneka Tambang Salah Urus, Harga Saham Turun Terus
Jadwal Pembagian Dividen Aneka Tambang
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan, pembagian dividen tunai sebesar Rp 2,82 per saham dilakukan pada 15 Juli 2020. Berikut jadwal lengkapnya:
1. Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi pada 19 Juni 2020;
2. Tanggal Ex Dividen di Pasar Regular & Pasar Negosiasi pada 22 Juni 2020;
3. Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai pada 23 Juni 2020;
4. Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai pada 24 Juni 2020;
5. Tanggal Pencatatan (Recording Date) pada 23 Juni 2020;
6. Tanggal Pembayaran Dividen Tunai pada 15 Juli 2020;
7. Tanggal Penyerahan bukti rekam SKD/DGT pada 26 Juni 2020;
8. Keterangan: Setiap satu) saham akan mendapatkan dividen tunai sebesar Rp 2,82 per lembar saham.
Sebelumnya pada tahun lalu, ANTM mengalokasikan dividen sebesar 35% atau sekitar Rp 306,05 miliar dari perolehan laba bersih sepanjang 2018. Dividen tersebut setara Rp 12,74 per lembar saham.
Kinerja PT Aneka Tambang
Feronikel
Pada triwula I 2020 (1Q2020), kinerja produksi dan penjualan Aneka Tambang secara umum berjalan sesuai dengan rencana kerja tahun 2020. Kondisi perekonomian global yang berfluktuasi yang terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 turut pula mempengaruhi kinerja penjualan unaudited BUMN penghasil emas dan nikel ini pada periode 1Q20.
Pada 1Q20, volume produksi feronikel unaudited ANTM tercatat sebesar 6.315 TNi, atau mencapai 97% dar capaian periode sama tahun 2019 sebesar 6.531 TNi. Sepanjang periode 1Q20, perseroan membukukan penjualan feronikel unaudited sebesar 6.379 TNi, atau mencapai 90% dari tingkat penjualan feronikel pada 1Q19.
Produksi feronikel ANTM sepenuhnya diserap oleh pasar ekspor di luar negeri. Negara tujuan utama ekspor feronikel perseroan antara lain China, India, dan Korea Selatan. Dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada pembatasan akses perdagangan internasional, ikut mempengaruhi tingkat penjualan ekspor ANTM pada 1Q20.
Emas
Pada periode 1Q20, ANTM mencatatkan total volume produksi emas unaudited dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 446 kilogram (14.339 troy oz). Sementara itu, volume penjualan emas unaudited perseroan di 1Q20 tercatat sebesar 5.097 kilogram (163.872 troy oz).
ANTM terus berupaya meningkatkan penjualan emas dengan melakukan inovasi produk dan layanan penjualan emas. Sejalan dengan dukungan ANTM untuk mencegah penyebaran Covid-19, ANTM melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM) membuka layanan transaksi emas secara online berbasis website melalui laman logammulia.com.
Layanan transaksi online ini dilengkapi dengan fasilitas pembayaran melalui fitur virtual account yang aman dan mudah. Pelanggan juga dapat memilih opsi pengambilan barang di Butik Emas Logam Mulia atau pengiriman oleh perusahaan jasa ekspedisi yang bekerjasama dengan UBPP LM.
Ilustrasi - tumpukan emas batangan. (Foto: Antara/Shutterstock/pri).
Bijih Nikel
Pada 1Q20, volume produksi bijih nikel unaudited yang digunakan dalam produksi feronikel tercatat sebesar 628.819 wmt. Pada 2020, Aneka Tambang berfokus dalam pengembangan pasar domestik bijih nikel seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri dengan memperhatikan aspek-aspek keekonomian guna memberikan imbal hasil yang optimal bagi pendapatan perusahaan.
Seorang pekerja memperhatikan bijih nikel di smelter forenikel yang dimiliki oleh perusahaan tambang pelat merah, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau ANTM di distrik Pomala, 30 Maret 2011. (Foto: Antara|Reuters|Yusuf Ahmad|aa).
Bauksit
ANTM mencatat volume produksi bauksit unaudited pada 1Q20 yang digunakan dalam produksi alumina serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 330.984 wmt, tumbuh 21% dibandingkan volume produksi 1Q19 sebesar 273.986 wmt.
Pada 1Q20 tercatat total volume penjualan unaudited bauksit mencapai 55.277 wmt, relatif stabil jika dibandingkan dengan volume penjualan 1Q19 sebesar 55.000 wmt.
Ilustrasi tambang bauksit. (Foto: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral).
Alumina
Sejalan dengan strategi ANTM dalam mengoptimalkan operasi Pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, serta meningkatkan volume penjualan produk-produk alumina , pada 1Q20, ATM melalui entitas anak perusahaan yang mengoperasikan pabrik CGA Tayan, PT Indonesia Chemical Alumina telah memproduksi sebanyak 30.621 ton alumina (unaudited), tumbuh 102% dibandingkan produksi 1Q19 sebesar 15.188 ton alumina.
Sementara itu, capaian penjualan alumina unaudited pada 1Q20 mencapai 24.062 ton alumina, tumbuh 97% dibandingkan capaian penjualan 1Q19 sebesar 12.231 ton.
Informasi Saham Aneka Tambang
PT Aneka Tambang mencatat kapitalisasi pasar per 31 Maret 2020 sebesar Rp 10,81 triliun. Kisaran harga saham di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari - Maret 2020 sebesar Rp 348 - Rp 905 per lembar saham. Harga saham rata-rata di BEI selama 1Q20 sebesar Rp 668 per lembar saham. Harga saham rata-rata di ASX (Bursa Efek Australia) selama 1Q20 sebesar AU$ 1,00 per CDI.
Baca Juga: Rilis Laporan Keuangan Lama, Laba Saham ANTAM Amblas
Harga saham ANTM pada penutupan perdagangan di BEI Rabu, 17 Juni 2020 tercatat sebesar Rp 635 per lembar, naik 4,10% atau Rp 25. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp 15,26 triliun. []