Apa yang Bisa Dilakukan untuk Bantu Atasi Wabah Corona

Semua bisa mengambil peran untuk memutus rantai penyebaran virus corona Covid-19. Seperti dilakukan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Irmawaty (busana hijau) bersama tim, menunjukkan hand sanitizer buatan sendiri di Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis, 19 Maret 2020. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Makassar - Semua bisa mengambil peran di tengah masyarakat, untuk memutus rantai penyebaran virus corona Covid-19. Seperti dilakukan Universitas Muhammadiyah Makassar, membagikan secara gratis seribu botol hand sanitizer atau cairan pensteril tangan untuk keluarga besar kampus.

Hari itu, Kamis pagi, 19 Maret 2020, empat perempuan duduk di balik meja berwarna cokelat. Mereka melayani pengambilan hand sanitizer. Satu persatu perwakilan sivitas akademika membubuhkan tanda tangan di kolom namanya di sebuah lembar daftar hadir, untuk mengambil jatah hand sanitizer untuk dibagikan di unit masing.-masing. 

Seribu botol hand sanitizer dengan isi 100 mililiter ini merupakan produksi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibagikan secara gratis bertujuan mencegah penularan virus corona.

Di Makassar, hand sanitizer yang bisa membunuh kuman dan virus saat ini tergolong langka, susah dicari, sejak merebak wabah virus corona.

Saat ini susah mencari masker, hand sanitizer. Pembagian ini sangat membantu untuk membentengi diri.

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Irmawaty mengatakan hand sanitizer yang diproduksi timnya sesuai standar organisasi kesehatan dunia WHO. Ia berharap upayanya ini tepat sasaran, mencegah penyebaran virus corona.

“Kami meracik hand sanitizer ini secara steril, membuatnya di dalam laboratorium, sehingga kami bisa menjamin produk hand sanitizer yang diproduksi ini aman digunakan,” ujar wanita berkacamata itu.

Irma mengatakan sepuluh dosen bahu-membahu membaut seribu botol hand sanitizer itu.

“Untuk memproduksi hand sanitizer ini tidak sulit karena sudah ada resep dari WHO. Sesuai standar WHO dibutuhkan etanol 883 ml 96 persen, ditambah gliserin 14,5 ml, hidrogen feroksida 3 persen 41,7ml, aquades secukupnya sehingga mencapai 1000 ml hingga homogen,” tuturnya.

Setelah homogen, kata Irma, cairan hand sanitizer dimasukkan dalam botol ukuran 100 ml. Kemudian didiamkan selama 72 jam untuk memastikan mikroba yang ada dalam larutan hand sanitizer itu mati.

“Jadi selama 3 hari hand sanitizer harus didiamkan setelah diproduksi. Kalau tidak, akan terasa gatal saat menggunakan cairan itu,” ujarnya.

Universitas Muhammadiyah MakassarPembuatan hand sanitizer di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Sulit Mencari Bahan

Irma mengatakan pihaknya masih akan membuat hand sanitizer untuk dibagikan kepada masyarakat di sekitar kampus. Namun rencana produksi hand sanitizer sementara waktu terhenti karena kesulitan mendapatkan bahan-bahan.

“Saat ini semua toko penyedia bahan pembuat hand sanitizer sudah mulai langka dan kalaupun ada, pembelian dibatasi. Selain itu harga bahan-bahan juga sudah melambung tinggi,” tambah perempuan berjilbab hijau itu.

Ia menambahkan, saat ini alkohol di Makassar sangat susah didapatkan. Harga alkohol per liter pada bulan sebelumnya cuma Rp 30 ribu, sekarang harganya sudah sampai Rp 100 ribu. Botol spray juga sekarang ini susah didapat.

“Untuk membuat hand sanitizer ini tidak sulit, hanya saja yang menjadi kendala saat ini bahan-bahan yang susah didapatkan,” ujarnya.

Sampai saat ini, kata Irma, semua tim yang terlibat dalam pembuatan hand sanitizer berburu bahan-bahan hingga ke distributor.

Untuk hand sanitizer ini sendiri, Irma mengimbau masyarakat untuk tidak membelinya di sembarang tempat apalagi membeli dengan botol hand sanitizer tidak memiliki label BPOM.

“Masyarakat perlu waspada dengan maraknya penjualan hand sanitizer yang sudah beredar di marketplace. Apalagi kalau hand sanitizer-nya diproduksi bukan pada tempat yang steril, bisa membahayakan kulit,” ujarnya.

Seorang mahasiswa mengatakan pembagian hand sanitizer gratis ini bisa membantu mencegah virus corona. Ia sangat terbantu karena mau beli secara pribadi di apotek, barangnya kosong.

“Saat ini susah mencari masker, hand sanitizer. Pembagian ini sangat membantu untuk membentengi diri,” tuturnya.

Universitas Muhammadiyah MakassarPembagian hand santitizer gratis di Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis, 19 Maret 2020. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Ide Awal

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Erwin Akib mengatakan ide pembuatan hand sanitizer bermula pada Sabtu, 14 Maret 2020. Saat ia dalam perjalanan dari Kota Makassar menuju Kabupaten Bantaeng.

“Saat itu lagi di perjalanan menuju Bantaeng untuk menghadiri sebuah acara. Di tengah perjalanan melihat pemberitaan terkait corona sehingga muncul keinginan untuk membuat hand sanitizer,” ujar Erwin.

Setelah mendapat ide tersebut, Erwin menghubungi dosen dan mahasiswa untuk mempersiapkan bahan-bahan pembuatan hand sanitizer.

“Pas hari Senin, 17 Maret 2020 dimulai pembuatan hand sanitizer untuk tahap awal. Dan untuk memproduksi seribu botol berisi 100 ml dibuat selama dua hari saja,” kata Erwin.

Lelaki berkacamata itu menyayangkan kelangkaan dan mahalnya bahan-bahan untuk membuat hand sanitizer. Ia mengharapkan pemerintah melakukan upaya memudahkan masyarakat dalam mendapatkan bahan-bahan hand sanitizer.

“Kami berharap ada pihak yang bisa membantu menyediakan bahan baku agar mahasiswa bisa membuat cairan hand sanitizer dalam jumlah yang banyak,” tuturnya.

Manfaat Hand Sanitizer

Irmawaty menjelaskan hand sanitizer digunakan untuk menjaga kebersihan tangan. Karena kuman dan mikroorganisme berbahaya dapat dipaparkan melalui tangan saat tanpa sadar menyentuh berbagai benda di tempat umum dan memaparkannya ke tubuh sendiri melalui sentuhan ke mulut, mata, hidung, dan bagian tubuh lain.

Cara terbaik untuk mencegah berbagai infeksi dan penyakit adalah dengan mencuci tangan dengan benar, menggunakan air mengalir dan sabun, atau hand sanitizer,” tutur Irma.

Hand sanitizer, kata Irma, dirancang untuk membunuh kuman dan mikroorganisme berbahaya hingga 99,9 % efektivitas bila dilakukan dengan benar. Mencuci tangan dengan bersih berarti membunuh kuman penyebab berbagai infeksi, terutama pada musim flu dan wabah virus corona.

“Dengan terbiasa menggunakan hand sanitizer, dapat memudahkan menerapkan kebiasaan sehat di mana pun dan kapan pun apabila Anda tidak memiliki akses cuci tangan dengan air dan sabun setiap saat," ujarnya.

Tapi kalau tinggal di rumah, kata Irma, sebaiknya mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih jauh lebih baik. []

Baca juga cerita:

Berita terkait
Mendampingi Suami Suspect Corona di Semarang
Suami istri di Semarang ini melakukan perjalanan ke Singapura 9 hari. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, suami menunjukkan tanda gejala corona.
Kesaksian Tiga Pasien Sembuh dari Corona Covid-19
Tiga pasien positif corona Covid-19 dinyatakan sembuh. Mereka dengan kode pasien 01, pasien 02, pasien 03. Ini kesaksian dan harapan mereka.
Dokter Handoko Gunawan, Usia 80 Tahun di Garda Terdepan Lawan Corona
Usianya tak lagi muda, namun semangatnya sebagai dokter berada di garda terdepan melawan penyakit virus corona Covid-19 patut diacungi jempol.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.