Jakarta - Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) menyebut spyware NSO Group membantu pemerintah otoriter "membungkam perbedaan pendapat." Langkah-langkah terbaru akan membatasi akses NSO Group ke komponen dan teknologi AS.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat pada Rabu, 3 November 2021, mengumumkan batasan ekspor pada perusahaan perangkat lunak Israel NSO Group, pengembang spyware Pegasus.
Investigasi oleh konsorsium jurnalis internasional pada Juli 2021 mengungkapkan, spyware Pegasus digunakan di seluruh dunia untuk memantau puluhan ribu aktivis hak asasi manusia, jurnalis, politisi, dan eksekutif bisnis.
Penyelidikan yang dipimpin oleh konsorsium media Forbidden Stories menemukan, orang-orang yang ditarget di 50 negara yang berbeda telah menjadi sasaran malware.
Teknologi ini pada dasarnya mengubah smartphone menjadi perangkat mata-mata, memungkinkan pengguna untuk melacak lokasi target, membaca pesan, melihat-lihat foto, dan bahkan secara diam-diam menyalakan kamera ponsel.
Kantor perusahaan Israel "NSO Group" yang menjual spyware "Pegasus” (Foto: voaindonesia.com/AP)
1. Apa yang dikatakan regulator AS?
"Alat-alat ini juga memungkinkan pemerintah asing untuk melakukan represi transnasional, yang merupakan praktik pemerintah otoriter yang menargetkan para pembangkang, jurnalis, dan aktivis di luar perbatasan kedaulatan mereka untuk membungkam perbedaan pendapat," kata Departemen Perdagangan AS dalam sebuah pernyataan.
Departemen Perdagangan AS juga memasukan grup NSO ke dalam apa yang disebut "daftar entitas", yang membatasi transfer teknologi dan informasi dari organisasi dan peneliti yang berbasis di AS.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan dalam sebuah pernyataan, Washington berkomitmen untuk "secara agresif" menggunakan kontrol ekspor untuk "meminta pertanggungjawaban perusahaan yang mengembangkan, memperdagangkan, atau menggunakan teknologi untuk melakukan kegiatan jahat" yang mengancam keamanan siber pejabat pemerintah dan masyarakat sipil.
Selain itu, AS juga menambahkan perusahaan spyware Israel lainnya, Candiru ke daftar entitas pada Rabu, 3 November 2021. Raksasa teknologi AS Microsoft pada Juli lalu mengatakan, telah memblokir alat Candiru yang diduga digunakan untuk tujuan yang sama dengan spyware Pegasus.

2. Bagaimana tanggapan NSO?
NSO Group mengatakan kepada Kantor Berita AFP, pihaknya akan berusaha untuk membalikkan sanksi tersebut.
"NSO Group kecewa dengan keputusan tersebut, mengingat bahwa teknologi kami mendukung kepentingan dan kebijakan keamanan nasional AS dengan mencegah terorisme dan kejahatan, dan dengan demikian kami akan menganjurkan agar keputusan ini dibatalkan."
Perusahaan teknologi Israel itu secara konsisten menolak pelaporan pada perangkat lunak Pegasus-nya, dengan beralasan bahwa itu telah dirancang murni untuk digunakan oleh aktor pemerintah dalam perang melawan terorisme dan kejahatan [ha/as (AP, AFP)]/dw.com/id. []
Lindungi Data Pribadi dari Serangan Pegasus Spyware
Google: Awas Serangan Pegasus Spyware dari Israel
Presiden Macron Diduga Jadi Target Spyware Pegasus Israel
Wartawan Merasa Terus Dimata-matai Pasca Peretasan Pegasus