AS dan Mitra Indo Pasifik Gelar Dialog Energi Bersih di Singapura

Mendag AS, Gina Raimondo, sampaikan negara-negara yang tergabung dalam IPEF minggu ini berencana rumuskan rincian masing-masing perjanjian
Para pemimpin negara mitra IPEF saat bertemu di San Francisco, California, AS, 13/11/2023. (Foto: voaindonesia.com/VOA/Rivan Dwiastono)

TAGAR.id, Singapura – Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF), yang dipimpin Amerika Serikat (AS), minggu ini, minggu pertama Juni 2024, menggelar pertemuan tingkat menteri di Singapura, termasuk perusahaan-perusahaan besar yang bergabung dalam forum investor “Clean Economy” (Ekonomi Bersih) untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur dan iklim di kawasan tersebut.

Ini menandai pertemuan tingkat menteri IPEF pertama yang diadakan secara tatap muka sejak tercapainya kesepakatan Perjanjian Ekonomi Bersih dan Perjanjian Ekonomi Adil pada bulan November 2013 tahun lalu di San Francisco, California, AS.

Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, menyampaikan bahwa negara-negara yang tergabung dalam IPEF minggu ini berencana merumuskan rincian masing-masing perjanjian.

“Kami akan merampungkan semua perjanjian itu (pada pertemuan) tingkat menteri,” kata Raimondo. Selain itu, akan ada pengumuman tambahan terkait perjanjian rantai pasokan, tambahnya.

Forum Investor Ekonomi Bersih IPEF melibatkan 22 perusahaan besar AS, termasuk AWS milik Amazon.com, Google milik Alphabet, Microsoft, BlackRock, Bechtel, Citi, Goldman Sachs, JPMorgan, Morgan Stanley, dan KKR. Raimondo mengatakan, akan ada juga investor besar Australia dan Jepang di forum tersebut.

“Perjanjian antarpemerintah itu bagus sekali,” kata Raimondo. “Tapi sejujurnya, inilah saatnya mengimplementasikan—membuat pencapaian. Kami harap dapat memulai menjalani kesepakatan dan berinvestasi untuk ekonomi bersih di negara-negara IPEF.”

Raimondo juga memaparkan bahwa setiap negara telah mengajukan proyek-proyek ekonomi bersih unggulan mereka, dan kemudian akan digelar sesi pertemuan di forum investor. Proyek-proyek tersebut, katanya, meliputi pembangkit listrik energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, transmisi energi, serta proyek-proyek infrastruktur, transportasi dan mobilitas lainnya.

Ia harap dalam beberapa bulan ke depan, forum itu akan menghasilkan investasi bernilai miliaran dolar di berbagai negara, seperti Thailand dan Malaysia.

“Mereka ingin memperoleh investasi untuk infrastruktur mereka terkait iklim,” ujar Raimondo. “Negara-negara ini ingin mencapai target iklim mereka sendiri dan membangun infrastruktur mereka sendiri, tetapi mereka membutuhkan modal, dan itulah yang akan kami berikan.”

Perjanjian “Fair Economy” (Ekonomi Adil) bertujuan untuk memerangi korupsi dan penghindaran pajak. Negara-negara IPEF rencananya akan merumuskan komitmen anti-korupsi dan langkah-langkah penerapan transparansi pajak.

Negara-negara yang berpartisipasi dalam IPEF adalah Indonesia, Australia, Brunei, Fiji, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Selandia. (br/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
14 Pemimpin Negara Tandatangani Kerangka Ekonomi Indo Pasifik
Presiden Biden mengakui bahwa para negosiator gagal mencapai konsensus mengenai pilar utama Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik tahun lalu