AS Minta Belanda dan Jepang Batasi Ekspor Perangkat Produksi Chip ke China

Demi menjaga perangkat produksi chip mereka dari China, yang dapat membantu memodernaisasi militernya
Ilustrasi - Amerika Serikat mendesak negara-negara sekutunya agar lebih membatasi kemampuan China dalam memproduksi chip semikonduktor canggih. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Florence Lo)

TAGAR.id – Kepala Kebijakan Ekspor Amerika Serikat (AS), Alan Estevez, tengah menuju ke Jepang setelah bertemu dengan pemerintah Belanda untuk mendesak negara-negara sekutunya agar lebih membatasi kemampuan China dalam memproduksi semikonduktor canggih. Hal ini dikatakan oleh dua sumber yang mengetahui informasi tersebut kepada Kantor Berita Reuters.

Estevez mengunjungi kedua negara itu pekan ini dalam upaya memperluas perjanjian tahun 2023 antara ketiganya, demi menjaga perangkat produksi chip mereka dari China, yang dapat membantu memodernisasi militernya.

Menanggapi hal itu, Rabu (19/6/2024), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan bahwa negara itu menentang AS, yang “memaksa negara lain dan menekan industri semikonduktor China.”

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Belanda, mengonfirmasi bahwa telah berlangsung sebuah pertemuan di Belanda, Senin (17/6/2024).

Kementerian industri Jepang mengungkapkan, mereka mengadakan beberapa pertemuan dengan Amerika Serikat, tetapi tidak memberi tanggapan soal dialog diplomatik antar keduanya.

AS pertama kali memberlakukan pembatasan pada 2022 atas pengiriman chip canggih dan peralatan pembuatan chip ke China dari perusahaan-perusahaan, termasuk Nvidia yang berbasis di California dan Lam Research.

Juli lalu, untuk menyesuaikan dengan kebijakan AS, Jepang, negara asal perusahaan pembuat peralatan chip Nikon Corp 7731.T dan Tokyo Electron 8035.T, membatasi ekspor 23 jenis peralatan, mulai dari mesin yang menyimpan film pada wafer silikon, hingga perangkat yang mengetsa sirkuit mikroskopis.

Kemudian, pemerintah Belanda mengeluarkan persyaratan lisensi untuk peralatan semikonduktor Deep Ultraviolet (DUV) perusahaan ASML yang berbasis di Belanda ke China, yang membuat perusahaan itu menyatakan pelanggan China tidak bisa lagi membeli mesin-mesin terbaiknya per 1 Januari 2024.

ASML adalah pembuat peralatan chip terbesar di dunia, berdasarkan penjualan dan kapitalisasi pasar.

AS kemudian memberlakukan pembatasan pada mesin DUV tambahan kepada beberapa pabrik China atas alasan yurisdiksi, karena sistem ASML mengandung beberapa suku cadang dan komponen AS. (br/ns)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
India dan Jepang Ingin Jajaki Kerja Sama Semikonduktor
India dan Jepang menjajaki kerja sama dalam teknologi-teknologi penting, termasuk semikonduktor