Jakarta – Amerika Serikat (AS), Rabu, 22 September 2021, meningkatkan penerbangan deportasi imigran Haiti dari negara bagian Texas ke Haiti, meskipun ribuan orang Haiti lainnya dibebaskan masuk ke AS dengan janji akan hadir di kantor imigrasi dalam waktu 60 hari.
Tidak segera jelas mengapa pejabat AS mengirim sebagian dari sekitar 14.000 warga Haiti, yang dalam beberapa hari terakhir berbondong-bondong masuk dari Meksiko ke kota perbatasan Del Rio, Texas, kembali ke negara Karibia itu. Deportasi ini dilakukan sementara warga lainnya didaftar dan dibebaskan untuk tinggal di tanah AS, sekurangnya selama berminggu-minggu.
Ribuan imigran Haiti telah dibebaskan masuk ke AS dalam beberapa hari terakhir, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Associated Press (AP), sementara VOA melaporkan ratusan orang yang telah dibebaskan.
Ribuan imigran berada di kamp darurat di bawah jembatan dekat perbatasan AS-Meksiko, di Kota Del Rio, Texas, AS (Foto: voaindonesia.com/Reuters)
Banyak di antara migran itu sebelumnya tinggal di ChilE BraSil dan negara-negara Amerika Selatan lainnya setelah melarikan diri dari kehancuran gempa 2010 di Haiti. Tetapi mereka berjalan kaki ke perbatasan AS, setelah akun media sosial yang tidak bertanggung jawab mengatakan perbatasan di Del Rio dibuka, meskipun pejabat AS berulang kali mendesak para migran untuk tetap berada di tempat tinggal mereka.
AS merencanakan sebanyak lima penerbangan deportasi pada hari Rabu, dengan 135 migran dalam setiap penerbangan, menuju Port-au-Prince, ibu kota Haiti, dan kota terbesar kedua Haiti, Cap-Haitien. Tujuh penerbangan ditetapkan untuk Kamis, 23 September 2021.

Sejak Minggu, lebih dari 1.000 migran telah dikirim kembali ke Haiti, di mana banyak dari mereka sudah tidak tinggal di sana lagi selama satu dekade.
Kebijakan deportasi telah menuai kecaman dari aktivis imigrasi yang mengatakan para migran harus diizinkan untuk mengajukan klaim suaka untuk tinggal di AS (my/ka)/voaindonesia.com. []
Amerika Beri Perlindungan Sementara Bagi Imigran Haiti
Wapres AS Serukan Kerja Sama AS dan Meksiko Kurangi Imigran
Lagi, Donald Trump Mengeluarkan Kata Rasis Terhadap Imigran
Imigran Dari 12 Negara Tidak Berhak Jadi Penduduk Tetap AS