Asa Pesepak Bola Perempuan Muda Amerika Keturunan Thailand untuk Masuk Timnas AS

Gadis berusia 16 tahun itu bermain untuk tim nasional Thailand pada turnamen Piala Dunia Asia Putri U-17 di Indonesia dan cetak empat gol
Madison Casteen, pemain sepak bola Thailand-Amerika dari High Point, NC, AS, mewakili Thailand di babak kualifikasi Piala Asia Wanita AFC U-17 pada tahun 2023. (Foto: voaindonesia.com/Warangkana Chomchuen/VOA)

TAGAR.id – Sepak bola putri di Amerika Serikat (AS) semakin populer dan menarik semakin banyak talenta perempuan. Madison Casteen, yang keturunan Thailand, menggeluti olahraga itu sejak kecil dan bercita-cita menjadi satu dari sedikit warga AS keturunan Asia yang menembus liga profesional. Warangkana Chomchuen melaporkannya untuk VOA.

Percaya diri, asik dan berbakat. Demikian para pelatih menggambarkan Madison Casteen, pesepak bola muda Amerika keturunan Thailand, di lapangan, baik di turnamen SMA maupun di liga sepak bola pemuda nasional (ECNL) di AS.

Gadis berusia 16 tahun itu bermain untuk tim nasional Thailand pada turnamen Piala Dunia Asia Putri U-17 di Indonesia dan berhasil mencetak empat gol. Meski pada akhirnya timnya tidak menjadi juara, pengalaman itu amat istimewa baginya.

“Rasanya seperti mimpi. Saya tidak pernah menyangka akan terpilih masuk timnas, apalagi Timnas Thailand, dan mencetak gol dalam penampilan perdana saya,” jelas Madison Casteen.

Di Amerika Serikat, ia bermain sebagai penyerang, baik di SMA-nya, Wesleyan Christian Academy, maupun di NC Fusion, klub sepak bola terkemuka di North Carolina yang dilatih oleh John Pardini.

“Pertumbuhan terbesarnya tampak pada kedewasaannya dalam berlatih, caranya memandang pertandingan, dan perkembangannya sebagai seorang pemain,” kata John Pardini.

pesepak bola putri thailandMadison Casteen dari Wesleyan Christian Academy mencetak 2 gol melawan tim sepak bola Sekolah Menengah Ravenscroft pada 14/3/2024. (Foto: voaindonesia.com/Warangkana Chomchuen/VOA)

Casteen mulai bermain sepak bola saat berusia empat tahun dan olahraga itu dengan cepat menjadi minatnya. Sekarang ia berlatih 8-10 jam seminggu.

“Yang penting bukan apa yang orang lihat di lapangan, tapi seberapa keras kamu berlatih saat tidak ada orang yang melihat. Misalnya, berlatih pada saat teman-temanmu nongkrong di luar, lalu berlatih saat kamu sebenarnya sudah berlatih, tapi masih ingin tambah,” jelas Madison Casteen.

Musim panas ini, Casteen ditawari kesempatan untuk bertanding bersama NC Fusion di USL W, liga sepak bola putri praprofesional di AS – selangkah lebih dekat menuju impiannya untuk bermain secara profesional.

Sejauh ini, hanya sedikit pesepak bola perempuan Amerika keturunan Asia yang terpilih menjadi anggota tim nasinal sepak bola putri AS atau bermain di Liga Sepak Bola Putri Nasional.

Casteen mengaku siap menerima tantangan itu.

“Saya tidak menganggap diri saya menonjol dibanding yang lain… Ini bukan tentang tampilanmu, tapi seberapa keras kamu bekerja, sebaik apa performa kamu dan sebesar apa energi kamu di lapangan.”

Casteen bersemangat untuk memberikan kontribusinya pada perkembangan sepak bola putri, yang bukan saja semakin populer, tapi juga memberikan dampak positif pada anak-anak perempuan. (rd/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pesepakbola Remaja Putri Jadi Inspirasi Bagi Perempuan di Pakistan
Didorong oleh masa lalu ibunya yang menyakitkan, Meher Jan Abdul Jabbar, remaja putri tersebut, jadi kapten timnya sendiri di Karachi