Tarutung - Di tengah keseriusan dunia dalam penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona atau Covid-19, pegawai harian Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, beraktivitas tanpa kelengkapan alat pelindung diri.
Padahal aktivitas rutin mereka sangat rentan bersentuhan langsung dengan kuman penyakit seperti virus dan bakteri.
Seperti dialami salah seorang petugas yang sedang membersihkan jalan kabupaten di sisi tanggul Sungai Sigeaon, Jalan Diponegoro, Tarutung pada Selasa, 24 Maret 2020.
Saat diajak ngobrol oleh Tagar, dia membersitkan harapan agar alat pelindung diri dilengkapi pemerintah sekaligus memberikan insentif untuk biaya peningkatan daya tahan tubuh.
Mana cukup pak beli makanan tambahan dengan gaji hanya Rp 1,8 juta sebulan
"Maunya pak, kami dilengkapi sarung tangan khusus dan masker yang seharian akrab dengan sampah kotor ini," kata dia meminta namanya tidak disebut.
Pengakuannya dengan upah di bawah Rp 2 juta per bulan, dirasa tidak cukup membeli alat pelindung diri dan makanan tambahan, apalagi dengan munculnya wabah Covid-19 saat ini.
"Mana cukup pak beli makanan tambahan dengan gaji hanya Rp 1,8 juta sebulan," kata ibu dari tiga anak itu.
Ditanya soal itu ke Heber Tambunan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tapanuli Utara, dia mengakui pegawai harian yang bertugas di lapangan sangat rentan terimbas virus mematikan tersebut.
Namun sampai saat ini pihaknya begitu kewalahan menyediakan alat pelindung diri atau APD seperti sarung tangan standar.
"Kalau masker dan sanitizer sudah disediakan dari kantor. Namun untuk sarung tangan terkendala pengadaan akibat langka," kata Heber, dihubungi lewat WhatsApp pada Selasa, 24 Maret 2020. []