Jakarta - China memerintahkan perusahaan teknologi multinasional Tencent Holdings dan Netease Inc. untuk meningkatkan pengawasan, tidak hanya mementingkan keuntungan, dan memotong konten yang dianggap menyinggung "kewanitaan".
Pemerintah China memanggil perusahaan game pada Rabu, 8 September 2021, termasuk Tencent Holdings dan Netease Inc. untuk membahas pembatasan lebih lanjut pada industri hiburan, setelah pihak berwenang menetapkan anak di bawah 18 tahun hanya akan diizinkan bermain game online selama tiga jam seminggu.
Pada Rabu, 8 September 2021, malam, Kantor Berita Resmi China, Xinhua, melaporkan dekrit terbaru terhadap game. "Konten cabul dan kekerasan serta yang menumbuhkan kecenderungan tidak sehat, seperti mementingkan keuntungan dan menonjolkan wanita semata, harus dihapus," katanya. Perusahaan yang melanggar aturan akan dikenai hukuman.
Anak-anak dan remaja asyik bermain video game di Shanghai, China (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)
Selain melepaskan diri dari fokus pada keuntungan, bisnis game juga diminta untuk "mengubah aturan dan desain game yang menyebabkan kecanduan", kata Xinhua.
Dalam beberapa hari terakhir, regulator telah memerintahkan penolakan terhadap "estetika abnormal" seperti pria "banci" dan menyerukan perusahaan dalam bidang games untuk menampilkan representasi yang lebih maskulin dalam pemrograman.
Pembatasan tersebut juga didorong oleh persepsi di kalangan masyarakat bahwa "laki-laki banci secara fisik lemah dan rapuh secara emosional," kata Profesor Universitas Hong Kong, Geng Song.
"Beberapa pemimpin mungkin percaya bahwa permainan berlebihan juga berkontribusi pada pelunakan karakter pada pria muda," Derek Hird, dosen senior Studi China di Universitas Lancaster, mengatakan kepada Kantor Berita AFP.
Berdampak pada turunnya saham perusahaan. Perusahaan game telah meningkatkan pembatasan pada anak di bawah umur. Tencent meluncurkan fungsi pengenalan wajah "patroli tengah malam" pada Juli lalu sebagai upaya membatasi anak-anak yang menyamar sebagai orang dewasa.

Tindakan keras oleh China baru-baru ini juga berdampak pada jatuhnya saham NetEase 11% dan Tencent 8,5%. Raksasa teknologi lain yang telah terjebak dalam aturan pemerintah China belum lama ini juga terpukul, terbukti saham Alibaba dan JD.com masing-masing merosot lebih dari 5,5%.
"Menurut saya berita semalam bukanlah penyimpangan besar dari apa yang sudah kita ketahui, tetapi reaksinya jelas menandakan kegelisahan investor di sekitar peraturan," kata analis Intelijen Bloomberg, Matthew Kanterman [ha/gtp (AFP)]/dw.com/id. []
China Batasi Akses Video Game untuk Anak-anak di Bawah Umur
Ozil Dihapus dari Video Game Bola di China
Apple Hapus Ribuan Aplikasi Game dari China
Game The Last of Us Akan Tayang di Layar Kaca