TAGAR.id - Pemerintah Australia menerapkan sanksi baru terhadap sejumlah individu dan lembaga Iran, hampir setahun setelah kematian Mahsa "Jina" Amini yang memicu protes di seluruh dunia.
Australia sebenarnya sudah menjatuhkan tiga sanksi kepada pemerintah Iran sejak Desember 2022, namun, Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Penny Wong, mengatakan sanksi terbaru ini lebih menargetkan "mereka yang menindas perempuan dan anak perempuan di Iran."
"Australia berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Iran, khususnya perempuan dan anak perempuan, yang terus menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi penindasan yang sedang berlangsung," katanya.

Daftar sanksi pemerintah kini akan mencakup juru bicara Pasukan Penegakan Hukum Iran, Saeed Montazeri Al-Mahdi, yang mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap perempuan dan anak perempuan yang melanggar undang-undang terkait penggunaan jilbab di Iran.
Australia juga telah memberikan sanksi kepada kepala polisi siber Iran, yang memadamkan koneksi internet untuk meredam protes yang meluas setelah kematian Mahsa, dan dua jurnalis media pemerintah di Islamic Republic of Iran Broadcasting, yang diyakini Australia sudah menyiarkan pengakuan yang dipaksa dari tahanan politik, para aktivis, dan kelompok agama minoritas. (abc.net.au/indonesian). []