Jakarta – Australia tidak akan menerima tuntutan China untuk mengubah kebijakan guna memulai kembali pembicaraan bilateral. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne.
“Kami telah diberitahu China bahwa mereka baru akan terlibat dalam dialog tingkat tinggi jika kami memenuhi syarat-syarat tertentu. Australia tidak menetapkan persyaratan mengenai dialog. Kami tidak dapat memenuhi persyaratan mereka sekarang,” kata Payne dalam pidato hari Kamis, 6 Agustus 2021, di Canberra.
Hubungan dengan China, yang goyah sejak Australia melarang Huawei dari jaringan broadband 5G yang mulai hadir pada tahun 2018, semakin dingin setelah Canberra tahun lalu menyerukan penyelidikan independen mengenai asal muasal pandemi virus corona, yang pertama kali dilaporkan di China Tengah tahun 2020 lalu.

China menanggapi itu dengan memberlakukan tarif terhadap sejumlah komoditas Australia, termasuk minuman anggur dan jelai, serta membatasi impor daging sapi, batu bara dan anggur Australia.
Kedutaan Besar China di Canberra tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai pidato Payne.
Terlepas dari ketegangan bilateral, China masih menjadi mitra dagang terbesar Australia.Dalam periode 12 bulan hingga Maret 2021, Australia mengekspor barang-barang senilai 110,1 miliar dolar AS ke China, turun 0,6% dari tahun sebelumnya, tetapi ekspor telah didukung oleh menguatnya harga bijih besi, komoditas tunggal terbesar dalam perdagangan dengan China (uh/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []