Jakarta - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan tak ada peningkatan pengamanan jelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.
Tak adanya tingkatan lebih lanjut memperketat pengamanan dilakukan terhadap Jokowi meski Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto baru saja mengalami penusukan di Pandeglang, Banten, pada Kamis siang 10 Oktober 2019.
"Tak perlu, kita kan standar sudah high risk. Kalau kita enggak tahu kondisinya gimana harusnya bisa diantisipasi," kata Maruli saat dihubungi, Kamis, 10 Oktober 2019
Enggak lah kita sudah hitung semua ada SOP-nya. Ya kalau kami saat dropping harusnya sudah clear.
Paspampres, kata Maruli, telah memiliki prosedur pengamanan ketat harian maupun saat acara tertentu yang diikuti presiden dan wakil presiden berlangsung. Termasuk ketika Jokowi kerap tiba-tiba blusukan ke masyarakat.
"Enggak lah kita sudah hitung semua ada SOP-nya. Ya kalau kami saat dropping harusnya sudah clear," tuturnya.

Menurut Maruli, pengamanan bagi Jokowi selama ini sudah diperhitungkan. Berbagai hal telah diantisipasi, untuk itu ia memastikan tidak ada penambahan pasukan pengamanan jelang Jokowi-Ma'ruf dilantik.
"Tidak ada (penambahan pasukan). Kami sudah siaga dan mudah mudahan tak terjadi ya," ucap dia.
Wiranto diketahui ditusuk dua pelaku, Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana Binti Sunarto saat turun dari kendaraannya di Alun Alun Menes, Pandeglang, Banten pada Kamis siang 10 Oktober 2019. Wiranto mendapat dua tusukan dalam di bahu kiri bagian dalam.
Kepolisan mengaku pelaku yang merupakan suami isteri itu diduga terafiliasi jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Cirebon dan Sumatera.
Saat ini Syahril dan Fitri ditahan di Mako Polsek Menes Pandeglang untuk dimintai keterangan terkait motif dan tanggungjawab atas perbuatannya.