Jakarta - Dapur pasko pengungsi banjir Kampung Melayu tertatih-tatih melayani makanan pengungsi di Rusunawa Jatinegara, Jakarta Timur. Posko yang menampung 542 jiwa ini belum mendapatkan suplai bahan makanan yang mencukupi sejak pagi tadi.
"Sejak pagi kekurangan, dari pagi kami belum memberikan kontribusi nasi," kata pengurus pengungsi di Rusun Jatinegara, Rina Famila, kepada Tagar, Kamis, 2 Januari 2019.
Menurut Rina, pihaknya telah mencoba meminta sumbangan beras ke Dinas Sosial sejak pagi namun hingga pukul 13.00 WIB, bantuan belum tiba.
"Tadi kita ke Dinas Sosial, katanya belum datang berasnya,” ujar pengurus Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW 9, Kampung Melayu ini.
Hingga pengurus mengumumkan waktu makan siang, hanya 250 pengungsi yang mendapatkan jatah. Oleh sebab itu, Rina memprioritas mereka yang benar-benar membutuhkan makanan.
Situasi pengungsi banjir Kampung Melayu di Rusunawa Jatinegara Jakarta Timur. (Foto: Tagar/Edy YS)
Pengurus RW pun bergerilya mencari donasi tambahan agar dapur pengungsi tetap mengepul. Ketua RW setempat misalnya masih sedang berada di lapangan mencari tambahan bantuan. "Cari sumbangan ke kenalan-kenalan kita," katanya.
Tapi pagi, pengurus berencana memuat nasi goreng. Sayang, kompornya terkendala karena pengedaan barang telat. Oleh sebab itu, pengungsi hanya diberikan roti dan biskuit.
Dia mengatakan, sumbangan berupa bahan mentah mulai datang sejak pagi. Namun karena jumlah pengungsi bertambah seratus jiwa lebih sejak pagi hingga siang, dapur posko mulai seret.
"Sumbangan yang datang dalam bentuk bahan mentah, jadi kami yang olah. Di antara lima posko pengungsi di Kampung Melayu, hanya di sini yang memiliki dapur," katanya.
Jumlah pengungsi di lima titik posko Kampung Melayu, kata Rina, dapat mencapai 2.000 jiwa. Hal ini karena dari 9 RW Kampung Melayu, 8 RW di antaranya berdampak banjir termasuk Kampung Pulo.

Warga RT 12 RW 2 Kampung Pulo, Yuyu, mengaku mendapatkan sarapan biskuit tadi pagi. Beruntung, sebelum subuh atau Kmais, 2 Januari dini hari, PMI datang dengan bantuan nasi.
Yuyu tiba di pengungsian Rusun Jatinegara setelah rumahnya tenggelam oleh banjir sekitar pukul 12.00 tadi malam. Dia, anak dan cucunya mengungsi ke Rusun Jatinegara dengan hanya membawa pakaian yang melekat di badannya.
"Di sini (pengungsian), kami tidak punya pakaian pengganti, selimut dan minyak kayu putih. Bantuan itu belum ada sampai sekarang," kata wanita yang sedang menderita asam urat ini.
Dari data yang diterima Tagar di lokasi, 235 di antaranya adalah perempuan, 39 lansia, 58 balita dan 71 anak-anak. Sementara wanita yang sedang hamil berjumlah 3 orang. []