Jakarta – Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Viktor S. Sirait, mengatakan dalam sejarah presiden di Indonesia, belum ada presiden yang paling memberikan perhatian ke Papua selain Presiden Jokowi.
5 tahun ke depan momentum yang tidak boleh kita sia-siakan untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan Papua.
Ia memberikan bukti bagaimana sejak awal menjadi presiden, Oktober 2014, Jokowi langsung memberikan perhatian dengan pembangunan jalan, pasar, bandara, pos lintas batas, dan infrastruktur lainnya di seluruh Papua, termasuk Papua Barat. Bahkan termasuk secara perlahan bahan bakar minyak (BBM) satu harga mulai direalisasikan di Papua.
Baca juga: Moeldoko Pastikan Jokowi Temui Tokoh-tokoh Papua
“Bahkan dalam 4 tahun pemerintahannya, Jokowi sudah 8 kali berkunjung ke Papua. Coba cek, siapa Presiden Indonesia yang paling sering berkunjung ke Papua selain Jokowi?” katanya.
Menurut Viktor, Jokowi benar-benar memberikan hatinya ingin mengangkat harkat dan martabat orang Papua yang selama ini tertinggal dalam pembangunan. Ia mengatakan apa yang dilakukan Jokowi kepada Papua secara perlahan mulai terlihat dengan dibukanya daerah-daerah terisolir dan harga kebutuhan pokok yang lambat laun mulai turun.
Jika kemudian terjadi insiden rasisme yang terlontar dari beberapa oknum masyarakat yang tidak bijaksana, Viktor berharap rakyat Papua tak serta merta menyalahkan Pemerintahan Jokowi. Ia juga mengingatkan agar aksi aksi penyampaian pendapat oleh kawan kawan di Papua, tidak ditumpangi oleh pihak lain yang ingin agar kondisi Papua semakin kurang baik.
Baca juga: DPR Ingin Kejar Dalang Krisis Papua
Menurutnya, akan sangat berbahaya dan dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk mengejar ketertinggalan Papua jika apa yang sudah dicapai dalam 5 tahun terakhir ini harus dikorbankan karena tindakan tindakan anarkistis dan merusak.

“Ayolah kawan-kawan di Papua, lihatlah apa yang sudah dilakukan Presiden Jokowi selama ini. Dia benar-benar tulus ingin membangun Papua. Jangan karena ulah sekelompok oknum yang bicara rasisme kita harus korbankan yang selama ini telah dibangun di Papua,” katanya.
Menurut Viktor, mengenai insiden rasisme itu, biarlah diselesaikan secara hukum. "Hukum harus dan pasti ditegakkan. Pemerintahan ini tidak memberikan ruang bagi tindakan rasial, demikian juga para aktor tindakan tindakan anarkistis di Papua," katanya.
Ia berharap ke depan para pemangku kepentingan di Papua bisa duduk bersama mencari solusi yang tepat bagaimana meningkatkan pembangunan dan memberi kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di Papua. []