Makassar - Firmansyah, pemuda 20 tahun di Makassar menangis saat diamankan petugas kepolisian Polsek Bontoala, lantaran kedapatan membawa belasan anak panah serta ketapel. Anak panah dan ketapel itu diduga hendak dipakai untuk tawuran antar kelompok pemuda di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 22 Juli 2020.
Pemuda yang kesehariannya bekerja sebagai ekspedisi barang tersebut menangis dihadapan anggota Resmob Polsek Bontoala ketika angkutan umum yang mengangkut melebihi kapasitas penumpang dihentikan dan dilakukan pemeriksaan.
Saya dari rumah pak, hanya berkeliling saja sama teman ku pak. Ada 13 orang.
Namun, saat akan diperiksa para penumpang angkutan umum tersebut langsung melarikan diri. Tetapi, Firmansyah tidak sempat kabur lantaran sudah terlebih dahulu dipegang oleh petugas. Saat diperiksa ditemukan belasan anak panah serta ketapel dan pelindung dada yang digunakan saat terjadi tawuran.

"Saya dari rumah pak, hanya berkeliling saja sama teman ku pak. Ada 13 orang," kata Firmansyah kepada Tagar, saat ditemui di Mapolsek Bontoala.
Berdasarkan pengakuan Firman, sebelumnya dia bersama rekan-rekannya mengancam supir angkutan umum tersebut agar di antar ke salah satu jalan. Namun, ditengah jalan keburu dicegat polisi.
"Supirnya pak diancam sama teman ku pake busur. Saya hanya diajak pak," ujarnya.
Sementara, Kapolsek Bontoala, Kompol Adriany membenarkan penangkapan pelaku tawuran yang hendak melakukan penyerangan.
Ia mengatakan, pihaknya mengamankan pemuda yang kerap melakukan tawuran antar kelompok di Kecamatan Tallo bersama barang buktinya.
"Iya betul ada. Tapi akan diserahkan ke Polsek Tallo. Karena kejadiannya berada di wilayah Tallo," kata Kapolsek Bontoala, Kamis 23 Juli 2020.
Pemuda tersebut kata Kompol Adriany diduga sebagai pelaku tawuran yang kerap terjadi di wilayah Kecamatan Tallo. Tetapi, untuk prosesnya diserahkan ke Polsek Tallo. []